![]() |
| Cerita Seks Wawan Sang Pemuas Nafsuku |
Cerita Seks Wawan Sang Pemuas Nafsuku
Cerita Seks - Perkenalkan namaku Sandra, saat ini usiaku menginjak usia 23 tahun dan sedang kuliah di Jakarta, jurusan yang aku ambil yaitu Public Relation. Dan aku akan menceritakan kisah yang aku alami dalam cerita seks Wawan pemuas nafsuku ini.
Cerita seks ini bermula beberapa minggu yang lalu ketika aku sedang butuh belain dari seorang laki-laki. Dari jaman SMA aku yang punya libido yang tinggi dan aku tak pernah merasa puas hubungan seks yang selama ini kulakukan dengan pacarku yang bernama Chandra.
Setiap bertemu dan dengan kesempatan yang berbeda aku pasti melakukan hubungan seks dengannya, namun sekarang hal tersebut tidak dapat kulakukan lagi, karena aku dan Chandra sudah berpisah semenjak lulus SMA, karena itu aku pun mulai terbiasa melampiaskan nafsu seksku menggunakan alat bantu setiap kali sedang horny berat.
Dengan alat bantu berupa penis silicon dan sebuah vibrator yang kusimpan di tempat rahasia dalam kamarku. Cerita seks wawam pemuas nafsuku ini bermula saat aku sedang benar-benar horny dan ingin merasakan sesuatu yang diganjal ke dalam vaginaku, seperti biaas aku pun melakukannya dengan alat bantu penis silicon yang kumiliki, namun alat tersebut tidak membuatku terpuaskan.
Aku mulai jenuh dengan alat bantu yang aku punya dan bingung bagaimana caranya untuk mendapat klimaks. Aku pun mulai berhenti secara perlahan-lahan untuk tidak melampiaskan nafsuku lewat alat bantu. Aku mulai mencari cara untuk memenuhi kebutuhan seksku ini. Beberapa saat kemudian aku mencoba mencari- cari teman dari tempat kuliah aku, terhitung teman dekat lah satu jurusan tetapi beda kelas. Lalu aku mencoba menelepon dan chat juga bahwa kalau aku sedang butuh seks dengan blak-blak kan aku bilang begitu.
Dari dulu aku juga tahu, kalo Wawan punya penis yang besar. Makanya aku ingin sekali mendekatinya. Tapi yang perlu di ingat bahwa hubungan aku dan Wawan hanya untuk pelampiasan nafsu saja, karena aku dan Wawan sudah ada perjanjian kalo hubungan ini tidak ada komitmen apapun. aku dan Wawan berhubungan seks layaknya pasangan suami istri. Aku tidak ingat kapan komitmen ini kami sepakati. Maklum, aku dan Wawan sudah berkali-kali melakukan hubungan badan dan kami tidak memiliki status apapun, artinya, kehidupan Wawan tetap bebas dan aku pun tetap hidup tanpa aturannya Wawan dan kami juga tidak membutuhkan status pacaran.
Wawan datang setelah janjian denganku, waktu itu sekitar pukul 7 malam, tak seperti biasanya Wawan datang lebih awal dari janjinya sendiri.
Pada saat dia datang ke villa yang aku tinggali, Wawan masuk begitu saja seperti yang biasa Wawan lakukan. Wawan langsung duduk di tempat santai di atas sofa sambil nonton TV yang sudah aku tonton sebelumnya. Setelah Wawan menutup pintu dan duduk di atas sofa aku mengambil minuman segar untuk pelepas dahaga saja dan untuk mencairkan suasana lalu aku duduk di samping Wawan.
Wawan kok terasa dingin dengan sikap nya, tidak seperti biasanya. Kami sempat saling berdiam dan salah tingkah, hingga akhirnya dia mulai membuka pembicaraan dan mengatakan pada aku bahwa sesungguhnya dia sedang tidak semangat untuk melakukan hubungan badan dan meladeni aku.
aku katakan sekali lagi sama dia, bahwa aku sedang horny dan aku benar-benar ingin berhubungan badan sambil merangkulnya dan mengelus wajahnya.
“Wawan sorry ya …kalo kamu sedang gak semangat namu aku bener-bener lagi pengeenn.. kok ??” kata aku pada dia.
“Tolong kabulin permintaan aku ya, pleasee…..” ucap aku.
Kemudian tanpa di perintah Wawan, aku berpikiran dan inisiatif lalu beranjak dari tempat duduk dan mengganti acara tv ke film DVD saja. Lalu aku menyalakan video untuk menayangkan film porno. Masih beberapa jam, dia tetap pada sikapnya, dia bersikap begitu dingin, dia hanya mengubah tempat duduknya dan sesekali meminum minuman yang aku buat tadi. lalu menuangnya pada gelasnya dan meminumnya beberapa teguk.
Namun pada akhirnya, nafsu birahi aku sendiri malah semakin tak terkontrol dan menggebu-gebu akibat tontonan yang aku putar dengan ditambahnya visualisasi yang ditampilkan pada TV aku sendiri. aku memperhatikan Wawan, aku lihat raut muka nya, aku lihat pandangan matanya, dan aku pun melihat arah vitalnya yang masih terdiam dan terbungkus di balik celana nya.
Tampaknya Wawan mulai terangsang dengan apa yang sedang dia lihat, terlihat dari rudalnya yang mulai mengeras dan rasanya mau meloncat dari balik celana yang dia kenakan. Semakin heboh dan panas serta dahsyatnya nafsu aku hingga akhirnya aku pun memulai untuk melakukan hubungan seks dengannya. Lalu aku belai mukanya dengan lembut dan sdengan sedikit hembusan nafas dari hidung aku ke bagian mukanya dan aku telusuri dan meraba-raba bagian rudalnya lalu aku elus, dan sesekali sedikit aku remas untuk meningkatkan daya seks nya.
aku tidak lama melakukan hal itu, sebab Wawan membalasnya dengan membuka celana yang dia kenakan , lalu membuka resletingnya. aku tahu apa yang Wawan inginkan. aku pun membantunya untuk melepas celananya itu sebab Wawan agak kesulitan dengan posisinya sambil duduk. aku bantu menurunkan celananya serta celana dalamnya yang berwarna putih .
Setelah Wawan melepaskan celananya, aku langsung berjongkok di depannya lalu aku pun langsung mencengkram rudalnya dan langsung aku sedot jilat-jilat, kuluman serta kocokan dengan mulut aku yang lembut. Sungguh aku sudah tidak bisa menahan gairahsex ini yang ada di dalam diri aku. aku benar-benar menikmati apa yang sedang aku lakukan, aku benar-benar bisa ikut merasakan seperti yang sedang dirasakan oleh Wawan.
aku kulum rudalnya, sesekali aku jilat pada kepala rudalnya sedangkan tangan kanan aku, sambil mengocok terus rudalnya dengan lembut, aku pun sesekali memasukkan salah satu jari aku pada lubang anusnya. Sambil aku kulum dan jilat-jilat, sesekali aku lihat raut wajahnya, dia tampak menikmati kuluman serta sedotan aku.
Dia memejamkan mata dan sesekali mendesah pelan. Wawan sesekali memegang kepala aku sambil mendesah kenikmatan. Wawan sesekali melihat apa yang sedang aku lakukan sambil berusaha meraba nenen aku yang masih terbalut dengan pakaian aku dan Bh di dalamnya. Wawan pun tampak sesekali bergetar. Sungguh aku tidak peduli dengan apa yang dia lakukan, aku senang dengan reaksinya atas apa yang aku lakukan terhadap Wawan.
Beberapa kali aku merasakan rasa amis dan asin dari beberapa hisapan aku,tapi aku tak peduli hingga pada akhirnya rudal yang sedang aku kulum itu sangat keras dan berada pada posisi HOT.
[baca juga : Cerita Dewasa Janda Kembang Yang Menikmati Rasanya Ngentot Di Dalam Gerbong Kereta]
aku tersenyum melihat apa yang aku lihat, sebab metode yang baru dan sedang aku lakukan membuahkan hasil. Beberapa lama kemudian aku menyudahi untuk mengulum rudalnya. aku berdiri dan melepaskan semua pakaian yang ada di tubuh aku, Wawan pun membuka kemejanya yang bergaris- garis, lalu duduk kembali pada posisinya semula.
Tampak payudara aku dan kulit aku yang putih serta bulu yang tumbuh halus di daerah atas vagina aku. Para pembaca yang setia, aku memiliki ukuran nenen 34B-28-38 dengan postur tinggi 169-170 cm. Setelah aku melepas semua pakaian aku, aku lalu berdiri di atas sofa, aku tempelken vagina aku pada wajah Wawan.
Rasanya Wawan tahu apa yang aku inginkan, dia pun langsung memegang vagina aku dengan tangan kirinya, lalu aku angkat kaki kiri aku hingga akhirnya vagina aku tepat berada di depan wajah Wawan.
Lalu segera Wawan menghisap, dan dia jilat dan dia mainkan klitoris aku, juga dimasukkannya salah satu jarinya pada vagina aku. aku begitu menikmati permainan Wawan dengan sesekali mendesah.
“AHHH……Uhhhh….SHHHH…”
Sungguh hebat permainan tangan dan lidahnya pada vagina aku hingga aku pun mengoyang-goyangkan kecil pinggul aku ke kiri dan ke kanan dan berputar-putar juga .
aku pun tidak begitu ingat persis berapa lama aku melakukan adegan itu, hingga akhirnya aku mengangkat tubuh aku hingga menjauhkan vagina aku pada wajah Wawan. aku pun menarik Wawan untuk berdiri, dan aku turun dari sofa yang barusan aku naiki.
Sambil berpaling, membelakangi Wawan, aku menarik tangannya menuju tempat yang berbeda yang ada jendelanya dan telah aku buka sedikit jendela tersebut. Setelah membelakangi tubuh Wawan sehingga aku menghadap keluar, namun aku tetap memegang rudalnya, aku arahkan rudal itu pada vagina aku, sedang tangan kanan aku memegang salah satu bagian dari jendela.
Ooh.. rasanya sangat dasyat dan sulit untuk di utarakan dengan kata-kata pada saat rudal itu masuk ke dalam liang senggama aku, aku begitu bergejolak, nafsu seks aku semakin memburu, nafas dan detak jantung aku sudah tidak teratur.
aku gerakkan pantat aku dengan maju mundurkan dengan sesekali menggoyangkan ke kiri atau ke kanan atau memutar-mutar kecil pinggul aku. Demikian pula yang dilakukan oleh Wawan, dia maju mundurkan rudalnya sehingga terdengar suara dari gesekan antara pantat aku dengan daerah perutnya.
Sungguh…, sekali lagi aku katakan bahwa aku benar-benar menikmati apa yang sedang aku lakukan, aku benar-benar menikmati hubungan seks yang sedang terjadi pada aku saat itu. Beberapa kali aku dan Wawan mendesah karena tidak dapat menahan rasa nikmat yang kami rasakan dari hubungan seks ini.
Sesekali Wawan berusaha untuk meremas payudara aku yang menggantung ke bawah dan memilin dengan lembut puting aku, dia pun sesekali memasukkan salah satu jarinya pada lubang anus aku. Terasa ngilu rasa itu pada saat Wawan melakukan adegan itu, tetapi rasa ngilu itu tetap tidak dapat menghilangkan rasa nikmat yang aku rasakan dari vagina aku.
Perasaan nikmat yang menjalar pada seluruh tubuh aku makin lama makin memuncak. aku menikmati setiap dorongan rudal Wawan pada lubang vagina aku, aku pun menikmati setiap tarikan seolah ingin mengeluarkan rudal itu dari dalam vagina aku.
Rasa nikmat aku akhirnya mencapai puncak, dan aku sudah tidak dapat menahan semua itu hingga aku katakan pada Wawan bahwa aku ingin orgasme dam muncrat.
Ketika aku mengatakan bahwa aku orgasme, Wawan pun menarik tubuh aku sehingga wajah kami begitu dekat, lalu dia mencium bibir bagian luar aku. aku pun menekan dalam-dalam vagina aku hingga menelan semua batang rudalnya.
Sungguh rasa nikmat yang tiada tara dan tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata apa yang sedang aku alami saat itu. Semua otot syaraf yang ada di tubuh aku beberapa detik lamanya menegang bersamaan dengan lendir yang menyembur dari klitoris aku.
“Shuuuuuuur. . . . . . .crooot…croottt……”
Beberapa detik aku diam berdiri pada posisi aku hingga akhirnya aku kembali pada posisi aku semula memegang salah satu sudut jendela sedangkan Wawan melanjutkan untuk memompa rudalnya di dalam lubang vagina aku.
Pada saat-saat pertama setelah aku orgasme, aku merasa lemas namun aku tetap melakukan hubungan seks, dia tetap menyodok keluar-masukkan rudalnya dalam vagina aku. aku merasa lemas tak berdaya.
Pada saat itulah aku hanya berdiam diri dan merasakan dorongan-dorongan yang dilakukan oleh Wawan, aku tidak lagi memutar-mutar pinggul aku ataupun ikut memaju-mundurkan pantat aku.
Akhirnya aku pun memegang batang rudal Wawan, lalu melepaskannya dari dalam vagina aku, aku ingin mengulum dan menghisap serta menyedot- nyedot rudalnya agar aku dapat membangkitkan nafsu seks aku lagi.
aku pun berbalik badan, lalu aku berjongkok hingga akhirnya rudalnya itu tepat di depan wajah aku. aku kulum rudal itu, aku hisap dan aku jilat juga pada daerah ujung rudal Wawan, masih terasa lendir aku pada rudal Wawan, namun aku tidak peduli, aku tetap hisap, ku kulum dan aku kocok rudal itu.
Mungkin terlalu bernafsunya aku untuk membangkitkan nafsu seks kembali lagi, hingga akhirnya tanpa terasa sudah berapa lama aku melakukan itu. Wawan mengatakan bahwa dia ingin klimaks dan orgasme.
Mendengar itu, aku langsung berdiri dan menyuruhnya untuk tiduran di karpet, sedangkan aku akan berada di atasnya. aku pegang rudalnya lalu memasukkan ke dalam liang vagina aku dengan posisi aku tetap membelakangi Wawan, aku menaik-turunkan badan aku.
Mula-mula pelan-pelan namun makin lama makin cepat hingga payudara aku yang agak besar ini bergoyang-goyang secepat seperti yang aku lakukan.
Semakin cepat aku menaik-turunkan tubuh aku hingga makin cepat pula gerakan rudal itu keluar masuk dalam vagina aku dan akhirnya Wawan mengatakan lagi pada aku bahwa dia ingin muncrat.
Pertama-tama aku tidak terlalu peduli hingga akhirnya Wawan mengatakannya dengan agak teriak bahwa dia sudah tidak tahan lagi.
Cepat-cepat aku ambil posisi untuk dapat mengulum rudal Wawan, memang benar, dalam hitungan beberapa detik setelah beberapa kali aku sempat mengulumnya, Wawan menyemburkan beberapa kali pejuhnya hingga beberapa diantaranya mengenai wajah aku dan sekitar bibir aku.
aku tetap mengulumnya, aku telan semua pejuh Wawan hingga bersih dan aku jilat beberapa kali pula lubang yang ada di ujung rudalnya. Beberapa kali tubuh Wawan bergetar atas perlakuan daya seks aku. Dan kami pun akhirnya membasuh tubuh kami di dalam kamar mandi.
aku sempat membilas beberapa kali tubuh aku dengan air. Keluar dari kamar mandi, kami pun berpakaian kembali. Kami duduk di sofa semula dan menikmati minuman segar yang ada di gelas kami masing-masing.
Aku memeluk manja Wawan, kalau aku perhatikan, dia adalah sosok laki-laki yang tidak bisa dinilai jelek, baik itu wajahnya juga bentuk tubuhnya. Mungkin banyak gadis yang tergila-gila sama dia, namun pada akhirnya aku lah yang terbiasa mengajak Wawan bercinta denganku.



No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.