![]() |
| Cerita Dewasa Threesome In The House |
Bos Lendir - Sejak peristiwa itu, aku merasa agak bersalah kepada kekasihku, yg justru terhadapnya aku belom pernah berhubungan sex. Paling-paling hanya sebatas saling menjilat kemaluan hingga kita sama-sama klimaks.
Pagi itu, aku lupa hari apa, aku masih tertidur di ranjangku, yg kebetulan sekamar dengan orang tuaku. Kata orang tuaku sih, kita tidur seranjang untuk menghemat biaya AC yg cukup mahal itu. Saat itu aku memakai baju tidur satin warna pink yg tidak berlengan. Di dalamnya hanya mengenakan celana dalam warna kuning yg mini, sehingga kalau ada yg melihat pasti akan terangsang melihatnya.
Hari itu, mama dan papaku kembali sedang pergi ke Jakarta. Sedang ciciku sudah ke kantornya. Memang sudah kebiasaan di rumahku, jika ada orang di rumah, pintu depan tidak pernah terkunci, hanya dirapatkan saja.
Pagi itu, aku tidak tahu bahwa mamaku memanggil tetanggaku Rian yang tukang servis AC itu, untuk
men-servis AC di rumah. Rian adalah seorang lelaki chinese yg wajahnya jauh dari tampan. Rambutnya agak botak. Badannya tinggi. Usianya tak jauh beda dari ciciku. Katanya sih dia pernah naksir aku.
Pagi itu, sekitar jam 8, Rian datang ke rumahku membawa peralatan hendak menservis AC. Dia mengetuk pintu namun tak ada jawaban karena aku masih pulas tidur di kamar. Maka dia memberanikan diri, karena sudah kenal, masuk ke rumah.
Waktu dia mendekati kamarku, rupanya mamaku lupa merapatkan pintu kamar, hingga agak terbuka sedikit. Rian tanpa kusadari membuka pintu itu pelan-pelan. Aku saat itu sedang tertidur pulas tanpa ditutupi selimut. Baju tidurku juga sudah tersingkap hingga di pusar, sehingga celana dalamku yang berwarna kuning menyala itu terpampang bebas dihadapan Rian.
Aku merasa ada tangan yg meraba-raba paha ku. Namun aku saat itu sedang memimpikan bersebadan dengan kekasihku. Saat tangan itu membelai-belai selangkanganku yg masih tertutup CD itu, aku merasa bahwa itu adalah jilatan-jilatan dari kekasihku.
Kurasakan tangan itu semakin berani merabai badanku. Diselipkan jarinya dibalik CD ku yg sudah mulai basah itu. Diraba-rabanya bibir kemaluanku dari luar. Tiba-tiba di halaman belakang ada suara genteng jatuh sehingga aku terkaget dan terbangun. Lebih kaget lagi saat kulihat Rian sedang mempermainkan kemaluanku dengan jari-jarinya sembari cengegesan.
“Pagi Dea, sorry gua masuk tanpa permisi, abis ngga ada yg bukain pintu. Pas gua masuk eh gua liat lu lagi bobo dengan baju seksi gini”, “Gua ngga tahan kalo liat lu begini”
Aku berusaha menolak Rian, tapi tangannya kuat mencengkeram bahuku sembari jari tangan yg satunya sibuk mengorek-ngorek isi kemaluanku dari balik CD ku yg sudah basah itu. Aku merasakan geli yg amat sangat, namun aku juga tak begitu rela disebadani oleh si Bandot ini.
“Sudah Yan.. gua ngga tahan nih.. entar ketahuan orang ngga enak” kataku sembari berusaha memegang tangannya. Namun dia tetap bertahan “Tenang aja Dea, bentar lagi pasti enak kok.. Ayo lah.. kita kan udah kenal lama, sekali-sekali kasih donk gua kesempatan..” kata Rian sembari terus mengorek-ngorek kemaluanku.
Tak lama kemudian aku merasakan akan orgasme, sehingga paha ku menjepit kuat tangan Rian yg ada di selankanganku. Kira-kira 5 menit kemudian aku merasakan ada cairan yg keluar deras dari kemaluanku. Aku jadi lemas karenanya dan telentang tak berdaya, pasrah membiarkan apa yang akan dilakukan Rian.
Rian kemudian menaikkan dasterku ke atas hingga lewat kepala dan membuangnya entah kemana. Dia tersenyum mesum melihat buah dada ku yang terpampang bebas dengan putingnya yg merah kecoklatan itu.
Dia segera mengenyot buah dada kananku, sembari lidahnya bermain-main di atas putingku. Tangan kanannya perlahan-lahan merosot CD ku hingga bugil. Kemudian jari-jarinya kembali ditusuk-tusukkan ke dalam kemaluanku yang sudah becek itu. Mulutnya berganti-ganti mengenyot kedua buah dada ku.
Aku yang sudah terangsang itu tak sadar mulai mengelus-elus kepala Rian yang botak itu seperti kekasihku. Padahal sebelumnya aku sama sekali tak kepengen disentuh Rian. Namun Rian sungguh sangat pandai menaikkan nafsuku.
Kemudian Rian melepas seluruh pakaiannya hingga terlihatlah kemaluannya yg berukuran sekitar 18 cm dengan diameter 4 cm itu. Dia menyuruhku untuk menjilatnya. Mulanya aku menolak karena kemaluan itu agak bau, namun dia menjejalkan kemaluannya ke mulutku hingga aku mulai mengemutnya. Kepala ku digerakkannya maju mundur seperti sedang dientot oleh kemaluannya.
Tiba-tiba aku dikagetkan oleh suara. “Wah, lagi apa nihh.. lagi asik ya.. ikutan donk..” Kita berdua menoleh. Rupanya Bang Soleh, sopir tetanggaku masuk ke dalam rumahku yang tak terkunci itu. “Sorry non, tadinya mau minjem tangga, eh ternyata lagi pada asyik..” Kata Bang Soleh.
Aku merasa kepalang basah, maka mendiamkan saja keadaanku yang sedang bugil bersama Rian. Kulihat Bang Soleh segera melepas celana panjang dan CD nya. Kemaluan Bang Soleh sedikit lebih panjang dari Rian tapi lebih kurus. Selain itu warnanya juga hitam.
Kini kedua lelaki itu mendekatkan kemaluan mereka ke bibirku. Sembari terus mengocok kemaluan Rian yg sudah tegang itu, kemaluan Bang Soleh yang masih lemas itu mulai kujilat-jilat. Perlahan tapi pasti kemaluan itu mulai menegang, hingga akhirnya sama tegangnya seperti kemaluan Rian.
“Bang, aku udah ngga tahan.. langsung masukin aja ya.. Rian, elu masukin dari bawah aja dech..” kata ku kepada keduanya.
[baca juga : Cerita Seks Wawan Sang Pemuas Nafsuku]
Rian kemudian menelentang hingga kemaluannya mengacung tegak ke atas.Perlahan aku naik ke atas badan Rian dan memasukkan kemaluannya kekemaluan ku. Mula-mula agak sakit, namun Rian menghentakkan badannya ke atas hingga bless.. Kemaluannya langsung masuk ke dalam lubang kemaluanku.
Aku perlahan-lahan mulai menaik turunkan badanku. Tak terlalu susah karena kemaluanku sudah basah. Aku merasakan kegelian yg amat sangat saat kemaluan Rian keluar masuk badanku. Tiba-tiba Bang Soleh memaksa ku agak menelungkup. Kemudian.. bless..Kurasakan kemaluannya yang panjang itu menyodok lubang pantatku hingga aku agak terdongak ke atas. Bang Soleh segera menjambak rambutku dan menjadikannya sebagai pegangan.
Aku semakin kegelian karena buah dada ku yg tergantung bebas itu dijilat-jilat Rian dari bawah. Sungguh sensasi yang luar biasa. Saat Bang Soleh menyodokkan kemaluannya, saat itu pula kemaluan Rian tertanam makin dalam ke liang kemaluan ku. Aku hingga dibuat orgasme 2 kali.
15 menit kemudian mereka berganti posisi. Rian masih menelentang,namun dia mendapat jatah lubang duburku. Sementara itu dari depan, Bang Soleh menyodokkan batangnya kedalam kemaluan ku yg sudah becek. Bang Soleh menggenjot kemaluannya maju mundur dengan cepat sembari tangannya berebutan dengan tangan Rian meremasi buah dada ku. Aku dibuat menggelinjang kesana kemari oleh terjangan dua lelaki ini, hingga akhirnya aku tak tahan dan orgasme untuk entah yang keberapa. Tak berapa lama kurasakan kemaluan Rian berdenyut-denyut, dan dia mencengkeram keras buah dada ku. Dia kemudian menyemprotkan spermanya banyak sekali di dalam duburku.
Rupanya Bang Soleh masih perkasa. Tanpa mempedulikanku yang kecapean,dia segera memangku ku, sembari kemaluannya naik turun menusuk kemaluan ku. Bibirnya yang hitam itu sibuk mengenyot-ngenyot puting susuku hingga aku kegelian.
Akhirnya aku kepengen orgasme lagi. "Bang.. aku mau keluar lagi..” “Tahan non, abang juga dah mau nyampe.. barengan aja”
Akhirnya kurasakan aku mulai mengejang, Bang Soleh pun juga demikian.Akhirnya pertahananku jebol. Dari kemaluanku keluar cairan banyak sekali. Tak lama kurasakan Bang Soleh juga menyemprotkan banyak sekali air maninya ke dalam kemaluanku.
Kita berdua kecapean hingga telentang di ranjang. Rupanya Rian sudah bangkit lagi. Hingga tanpa memberiku waktu istirahat, dia segera menancap kemaluanku. Hari itu, kita bertiga bermain sex hingga kira-kira hampir sore. Aku merasa sangat kelelahan sekali, namun juga sekaligus puas sekali. Ini adalah pengalamanku yg sangat hebat.
“Dea, elu sungguh hebat, kapan-kapan kita main lagi ya” kata Rian sebelom pulang sembari menciumku. Dalam hati aku hanya bisa mendongkol. Enakan di dia, ngga enak di guanya, gerutuku dalam hati.
Pagi itu, aku lupa hari apa, aku masih tertidur di ranjangku, yg kebetulan sekamar dengan orang tuaku. Kata orang tuaku sih, kita tidur seranjang untuk menghemat biaya AC yg cukup mahal itu. Saat itu aku memakai baju tidur satin warna pink yg tidak berlengan. Di dalamnya hanya mengenakan celana dalam warna kuning yg mini, sehingga kalau ada yg melihat pasti akan terangsang melihatnya.
Hari itu, mama dan papaku kembali sedang pergi ke Jakarta. Sedang ciciku sudah ke kantornya. Memang sudah kebiasaan di rumahku, jika ada orang di rumah, pintu depan tidak pernah terkunci, hanya dirapatkan saja.
Pagi itu, aku tidak tahu bahwa mamaku memanggil tetanggaku Rian yang tukang servis AC itu, untuk
men-servis AC di rumah. Rian adalah seorang lelaki chinese yg wajahnya jauh dari tampan. Rambutnya agak botak. Badannya tinggi. Usianya tak jauh beda dari ciciku. Katanya sih dia pernah naksir aku.
Pagi itu, sekitar jam 8, Rian datang ke rumahku membawa peralatan hendak menservis AC. Dia mengetuk pintu namun tak ada jawaban karena aku masih pulas tidur di kamar. Maka dia memberanikan diri, karena sudah kenal, masuk ke rumah.
Waktu dia mendekati kamarku, rupanya mamaku lupa merapatkan pintu kamar, hingga agak terbuka sedikit. Rian tanpa kusadari membuka pintu itu pelan-pelan. Aku saat itu sedang tertidur pulas tanpa ditutupi selimut. Baju tidurku juga sudah tersingkap hingga di pusar, sehingga celana dalamku yang berwarna kuning menyala itu terpampang bebas dihadapan Rian.
Aku merasa ada tangan yg meraba-raba paha ku. Namun aku saat itu sedang memimpikan bersebadan dengan kekasihku. Saat tangan itu membelai-belai selangkanganku yg masih tertutup CD itu, aku merasa bahwa itu adalah jilatan-jilatan dari kekasihku.
Kurasakan tangan itu semakin berani merabai badanku. Diselipkan jarinya dibalik CD ku yg sudah mulai basah itu. Diraba-rabanya bibir kemaluanku dari luar. Tiba-tiba di halaman belakang ada suara genteng jatuh sehingga aku terkaget dan terbangun. Lebih kaget lagi saat kulihat Rian sedang mempermainkan kemaluanku dengan jari-jarinya sembari cengegesan.
“Pagi Dea, sorry gua masuk tanpa permisi, abis ngga ada yg bukain pintu. Pas gua masuk eh gua liat lu lagi bobo dengan baju seksi gini”, “Gua ngga tahan kalo liat lu begini”
Aku berusaha menolak Rian, tapi tangannya kuat mencengkeram bahuku sembari jari tangan yg satunya sibuk mengorek-ngorek isi kemaluanku dari balik CD ku yg sudah basah itu. Aku merasakan geli yg amat sangat, namun aku juga tak begitu rela disebadani oleh si Bandot ini.
“Sudah Yan.. gua ngga tahan nih.. entar ketahuan orang ngga enak” kataku sembari berusaha memegang tangannya. Namun dia tetap bertahan “Tenang aja Dea, bentar lagi pasti enak kok.. Ayo lah.. kita kan udah kenal lama, sekali-sekali kasih donk gua kesempatan..” kata Rian sembari terus mengorek-ngorek kemaluanku.
Tak lama kemudian aku merasakan akan orgasme, sehingga paha ku menjepit kuat tangan Rian yg ada di selankanganku. Kira-kira 5 menit kemudian aku merasakan ada cairan yg keluar deras dari kemaluanku. Aku jadi lemas karenanya dan telentang tak berdaya, pasrah membiarkan apa yang akan dilakukan Rian.
Rian kemudian menaikkan dasterku ke atas hingga lewat kepala dan membuangnya entah kemana. Dia tersenyum mesum melihat buah dada ku yang terpampang bebas dengan putingnya yg merah kecoklatan itu.
Dia segera mengenyot buah dada kananku, sembari lidahnya bermain-main di atas putingku. Tangan kanannya perlahan-lahan merosot CD ku hingga bugil. Kemudian jari-jarinya kembali ditusuk-tusukkan ke dalam kemaluanku yang sudah becek itu. Mulutnya berganti-ganti mengenyot kedua buah dada ku.
Aku yang sudah terangsang itu tak sadar mulai mengelus-elus kepala Rian yang botak itu seperti kekasihku. Padahal sebelumnya aku sama sekali tak kepengen disentuh Rian. Namun Rian sungguh sangat pandai menaikkan nafsuku.
Kemudian Rian melepas seluruh pakaiannya hingga terlihatlah kemaluannya yg berukuran sekitar 18 cm dengan diameter 4 cm itu. Dia menyuruhku untuk menjilatnya. Mulanya aku menolak karena kemaluan itu agak bau, namun dia menjejalkan kemaluannya ke mulutku hingga aku mulai mengemutnya. Kepala ku digerakkannya maju mundur seperti sedang dientot oleh kemaluannya.
Tiba-tiba aku dikagetkan oleh suara. “Wah, lagi apa nihh.. lagi asik ya.. ikutan donk..” Kita berdua menoleh. Rupanya Bang Soleh, sopir tetanggaku masuk ke dalam rumahku yang tak terkunci itu. “Sorry non, tadinya mau minjem tangga, eh ternyata lagi pada asyik..” Kata Bang Soleh.
Aku merasa kepalang basah, maka mendiamkan saja keadaanku yang sedang bugil bersama Rian. Kulihat Bang Soleh segera melepas celana panjang dan CD nya. Kemaluan Bang Soleh sedikit lebih panjang dari Rian tapi lebih kurus. Selain itu warnanya juga hitam.
Kini kedua lelaki itu mendekatkan kemaluan mereka ke bibirku. Sembari terus mengocok kemaluan Rian yg sudah tegang itu, kemaluan Bang Soleh yang masih lemas itu mulai kujilat-jilat. Perlahan tapi pasti kemaluan itu mulai menegang, hingga akhirnya sama tegangnya seperti kemaluan Rian.
“Bang, aku udah ngga tahan.. langsung masukin aja ya.. Rian, elu masukin dari bawah aja dech..” kata ku kepada keduanya.
[baca juga : Cerita Seks Wawan Sang Pemuas Nafsuku]
Rian kemudian menelentang hingga kemaluannya mengacung tegak ke atas.Perlahan aku naik ke atas badan Rian dan memasukkan kemaluannya kekemaluan ku. Mula-mula agak sakit, namun Rian menghentakkan badannya ke atas hingga bless.. Kemaluannya langsung masuk ke dalam lubang kemaluanku.
Aku perlahan-lahan mulai menaik turunkan badanku. Tak terlalu susah karena kemaluanku sudah basah. Aku merasakan kegelian yg amat sangat saat kemaluan Rian keluar masuk badanku. Tiba-tiba Bang Soleh memaksa ku agak menelungkup. Kemudian.. bless..Kurasakan kemaluannya yang panjang itu menyodok lubang pantatku hingga aku agak terdongak ke atas. Bang Soleh segera menjambak rambutku dan menjadikannya sebagai pegangan.
Aku semakin kegelian karena buah dada ku yg tergantung bebas itu dijilat-jilat Rian dari bawah. Sungguh sensasi yang luar biasa. Saat Bang Soleh menyodokkan kemaluannya, saat itu pula kemaluan Rian tertanam makin dalam ke liang kemaluan ku. Aku hingga dibuat orgasme 2 kali.
15 menit kemudian mereka berganti posisi. Rian masih menelentang,namun dia mendapat jatah lubang duburku. Sementara itu dari depan, Bang Soleh menyodokkan batangnya kedalam kemaluan ku yg sudah becek. Bang Soleh menggenjot kemaluannya maju mundur dengan cepat sembari tangannya berebutan dengan tangan Rian meremasi buah dada ku. Aku dibuat menggelinjang kesana kemari oleh terjangan dua lelaki ini, hingga akhirnya aku tak tahan dan orgasme untuk entah yang keberapa. Tak berapa lama kurasakan kemaluan Rian berdenyut-denyut, dan dia mencengkeram keras buah dada ku. Dia kemudian menyemprotkan spermanya banyak sekali di dalam duburku.
Rupanya Bang Soleh masih perkasa. Tanpa mempedulikanku yang kecapean,dia segera memangku ku, sembari kemaluannya naik turun menusuk kemaluan ku. Bibirnya yang hitam itu sibuk mengenyot-ngenyot puting susuku hingga aku kegelian.
Akhirnya aku kepengen orgasme lagi. "Bang.. aku mau keluar lagi..” “Tahan non, abang juga dah mau nyampe.. barengan aja”
Akhirnya kurasakan aku mulai mengejang, Bang Soleh pun juga demikian.Akhirnya pertahananku jebol. Dari kemaluanku keluar cairan banyak sekali. Tak lama kurasakan Bang Soleh juga menyemprotkan banyak sekali air maninya ke dalam kemaluanku.
Kita berdua kecapean hingga telentang di ranjang. Rupanya Rian sudah bangkit lagi. Hingga tanpa memberiku waktu istirahat, dia segera menancap kemaluanku. Hari itu, kita bertiga bermain sex hingga kira-kira hampir sore. Aku merasa sangat kelelahan sekali, namun juga sekaligus puas sekali. Ini adalah pengalamanku yg sangat hebat.
“Dea, elu sungguh hebat, kapan-kapan kita main lagi ya” kata Rian sebelom pulang sembari menciumku. Dalam hati aku hanya bisa mendongkol. Enakan di dia, ngga enak di guanya, gerutuku dalam hati.
[Baca Juga : Cerita Dewasa Janda Kembang Yang Menikmati Rasanya Ngentot Di Dalam Gerbong Kereta]



No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.