![]() |
| Cerita Seks Terbaru Lolita Peliharaan Pejabat Pemerintahan |
Lolita, seorang model dan artis papan bawah,
yaitu yang biasa kebagian hanya sebagai peran pendukung, namun di usianya yang
masih muda, 24 tahun, dia sudah menempati sebuah rumah yang terbilang mewah di
sebuah kompleks elite dan sebuah mobil BMW sudah dimilikinya. Kalau cuma
mengandalkan gajinya saja belum tentu dia memiliki semua itu, tidak lain dia
dengan menjadi ‘peliharaan’ seorang pejabat pemerintahan yang kaya dan berkuasa
yang usianya lebih pantas menjadi ayahnya.
Dengan kecantikannya, rambut panjang sedada,
tubuh jangkung (173 cm) dengan kulit putih bersih, dan wajah Indonya yang
mempesona dia menundukkan Pak Malik, 55 tahun, dalam sebuah jamuan makan
malam. Pak Malik walau sudah berkeluarga hubungannya dengan istrinya hanyalah
sebagai formalitas, sama seperti dirinya, istrinya pun suka selingkuh sana-sini
sebagai dampak dari kehampaan hidup di tengah gelimang kemewahan, anak tunggal
mereka yang sekolah di luar negeri juga terkenal akan keplayboyannya. Lima bulan
setelah pertemuan mereka, Pak Malik resmi mengangkat Lolita sebagai
simpanannya.
Sebagai wanita simpanan, tugas Lolita sebagian
besar adalah memenuhi kebutuhan biologis Pak Malik yang hobbynya melalap
gadis-gadis muda seusianya. Pak Malik memang nafsu seksnya menggebu-gebu,
namun staminanya yang telah dimakan usia tidak mengimbanginya, seringkali Lolita merasa kurang puas, tapi dia tidak enak mengatakannya terus terang. Libidonya
yang cukup tinggi yang belum sepenuhnya terpuaskan oleh Pak Dody melibatkannya dalam beberapa affair dengan oknum-oknum tertentu dalam
lingkungan kerjanya seperti sutradara, fotografer, dan produser.
Suatu hari Pak Malik sedang pergi ke luar
negeri untuk urusan dinas sehingga meninggalkan Lolita selama dua mingguan. Di
saat yang sama Lolita menerima pinjaman sebuah DVD porno dari salah seorang
temannya. Alih-alih sedang sepi sedang tidak ada job dan Pak Malik sedang
tidak ada, Lolita menyetel DVD itu di kamarnya.
Di film itu dia melihat seorang wanita Asia
yang cantik dan berwajah innocent sedang digauli 3 orang pria negro bertampang
sangar.
Wanita itu mula-mula menolak tapi lama-lama dia terlihat semakin menikmati digangbang tiga ‘gorila’ itu. Dengan agresifnya dia melayani ketiga penis hitam, panjang, dan berurat itu. Hingga akhirnya sperma ketiga pria itu muncrat membasahinya luar dan dalam, wanita itu bahkan menelan sperma para lelaki itu dan menjilati yang tercecer di badannya.
Tontonan itu membuat jantungnya
berdebar-debar, dia sampai orgasme sekali karena mengelus-elus kemaluannya. Dia
mulai membayangkan bagaimana rasanya bersetubuh dengan orang-orang kasar dan
lower class. Sepertinya ada sensasi lain yang timbul dari hubungan seperti itu
karena dia merasa jenuh dengan kehidupan seks yang begitu-begitu saja.
Pemikiran seperti itulah yang mengubah perilaku seksualnya, dia membayangkan
sebuah penis hitam panjang menyetubuhinya dan tangan-tangan kasar menggerayangi
tubuhnya.
Dia menuju ke jendela, dan melihat ke bawah
dari kamarnya di lantai dua, diperhatikannya Pak Roky, tukang kebunnya yang
berusia 44 tahun sedang membersihkan mobil di halaman depan. Pria itu mengelapi
mobil dengan tangannya yang kokoh berurat, keringatnya terlihat membasahi
dahinya, sesekali dia menyeka keringat itu dengan tangannya. Sungguh obsesi itu
makin menggodanya membuat jantungnya berdetak makin cepat.
Di rumah itu, selain Pak Roky, masih ada
juga Mbak Inem, pembantu rumah tangganya. Dia masih mempertimbangkan kalau-kalau
perempuan setengah baya itu mengetahui kalau dia membuat skandal. Sambil
merenunginya, Lolita tiduran telentang di ranjang spring-bednya, tangannya
mengelus-elus vaginanya sambil terus membayangkan hasrat liarnya, sampai
akhirnya dia tertidur tanpa memakai celana.
Bangun-bangun langit sudah menguning dan jam
sudah menunjukkan pukul 5.20 sore. Fantasi liar itu masih saja membayanginya.
Dia memikirkan beberapa saat tentang niatnya itu, akhirnya dia membulatkan
tekad untuk menjalankan fantasinya itu. Lolita pun melepas seluruh pakaiannya
lalu melilitkan handuk kuning ke tubuhnya. Dipanggilnya Pak Roky melalui
intercom yang mengarah ke ruang belakang yang ditempati pembantu.
“Pak Roky, tolong kesini sebentar, kran air
disini macet nih keliatannya!”
Sebentar kemudian sudah terdengar ketukan di
pintu, dengan dada makin berdebar-debar, Lolita membukakan pintu kamarnya. Muka
Pak Roky langsung memerah bercampur gugup melihat penampilan seksi majikannya
itu, paha jenjang yang putih mulus itu sungguh membuatnya menelan liur, belum
lagi tonjolan dadanya yang membusung itu.
“Ayo Pak, sini, tolong diliat krannya ada yang
gak beres!” Sahutnya seraya menarik lengan Pak Roky yang berotot itu dan
mengajaknya ke kamar mandi.
Lolita sebisa mungkin bersikap normal walau
gairahnya meningkat, agar tidak memberi kesan murahan pada tukang kebunnya itu.
Sementara Pak Roky terlihat salah tingkah dan matanya sesekali mencuri
pandang tubuh Lolita yang indah itu, ingin sekali dia melihat di balik handuk
itu, batang kemaluannya menggeliat karenanya.
Di kamar mandi mewah yang ada TV-nya itu,
Lolita duduk di mulut bathtub dan menyilangkan kakinya sehingga paha mulusnya
semakin menampakkan keindahannya pada pria berkumis itu.
“Ini Pak, kran buat bathtubnya gak jalan, gak tau kenapa nih!” Katanya.
“Bisa kok Bu, gak ada yang macet!” Kata pria itu setelah memutar kran dan airnya mengalir.
“Ooohh… Ya udah, soalnya tadi saya puter-puter berapa kali airnya gak keluar melulu sih, makasih ya Pak!” Katanya seraya bangkit berdiri mau mengantarkan Pak Roky ke pintu.
“Bisa kok Bu, gak ada yang macet!” Kata pria itu setelah memutar kran dan airnya mengalir.
“Ooohh… Ya udah, soalnya tadi saya puter-puter berapa kali airnya gak keluar melulu sih, makasih ya Pak!” Katanya seraya bangkit berdiri mau mengantarkan Pak Roky ke pintu.
Lolita yang berjalan duluan ke arah pintu
dikejutkan oleh tarikan dari belakang yang menyebabkan handuk yang melilit
tubuhnya terlepas. Dia terkejut dan secara refleks menutupi bagian dada dan
selangkangnya dengan kedua tangan.
“Aww… Kurang ajar, apa-apaan nih!”Jeritnya
pura-pura marah pada Pak Roky
Namun Pak Roky dengan cekatan segera
menangkap kedua lengan Lolita lalu diangkat ke atas dan dikunci pergelangannya
dengan telapak tangannya yang besar dan kokoh, selain itu pria itu juga memepet
Lolita hingga punggungnya menempel ke tembok dekat pintu kamar mandi. Nafsu Pak Roky yang sudah lama tidak bertemu dengan istrinya di kampung mendorongnya
untuk bertindak lebih dulu sebelum Lolita memulai.
“Aahh, Ibu ini malu-malu, saya tau kok Ibu
sengaja ngegodain saya, lagian emang dari dulu saya udah kepengen nyicipin Ibu
kok, hehehe!” Pak Roky ketawa dekat wajah Lolita.
Mata pria itu seperti mau copot memperhatikan
tubuh telanjang Lolita yang sempurna, putih mulus tak bercacat, buah dadanya
kencang dan montok dengan perut rata, pada pangkal pahanya nampak rambut-rambut
hitam yang lebat menutupi daerah itu. Lolita sendiri mulai merasa seksi dan
terangsang memamerkan tubuh telanjangnya di depan tukang kebunnya itu.
“Pak… Enngghh!” Desahnya ketika Pak Roky meremas payudara kanannya
“Gini kan yang Ibu mau, mumpung Bapak nggak ada!” Katanya dekat telinga Lolita sehingga dengus nafasnya meniup telinga dan tenguknya dan menaikkan gairah Lolita.
“Lepaskan, Pak… Eeemm!” Kata-kata Lolita tidak sempat terselesaikan karena Pak Roky keburu melumat bibir tipisnya dengan bibirnya yang tebal.
“Gini kan yang Ibu mau, mumpung Bapak nggak ada!” Katanya dekat telinga Lolita sehingga dengus nafasnya meniup telinga dan tenguknya dan menaikkan gairah Lolita.
“Lepaskan, Pak… Eeemm!” Kata-kata Lolita tidak sempat terselesaikan karena Pak Roky keburu melumat bibir tipisnya dengan bibirnya yang tebal.
Rontaan Lolita, yang pada dasarnya hanya
pura-pura itu melemah karena birahinya yang makin meninggi. Ketika Pak Roky melepas kuncian pada kedua pergelangannya, dia serta merta melingkarkan
lengannya ke leher pria itu sambil membalas ciumannya dengan panas, lidah
mereka beradu, saling belit dan saling jilat.
Tangan Pak Roky bergerak ke belakang
mengelus punggung, terus turun meremas bongkahan pantatnya. Sementara nafas
mereka sudah memburu dan terasa hembusannya pada wajah masing-masing. Puting
Lolita yang berwarna kemerahan mengeras akibat gesekan-gesekan jari Pak Roky.
Dia semakin terangsang, tanpa menghiraukan bau keringat dan mulut Pak Roky dia mencumbu pria itu dengan penuh gairah. Mulut Pak Roky kini mulai turun ke
dagunya, lalu menurun lagi hingga badannya membungkuk dan berhenti di payudara
kirinya. Puting itu dikenyotnya dengan gemas, dihisap dan sesekali
digigit-gigit kecil sehingga Lolita makin mendesah.
“Sshhh… Ahhhhh… Jangan Pak!” Desahnya.
Penolakan yang tidak sunggu-sungguh itu malah
memicu Pak Roky untuk mempergencar serangan-serangan erotisnya.
“Ohhh… Eeeeengghh!” Lenguh Lolita panjang
dengan tubuh bergetar saat dirasakannya telapak tangan kasar itu menyentuh
daerah kewanitaannya.
Pak Roky memainkan jari-jarinya pada bibir
vagina majikannya itu membuat daerah itu basah. Lolita tersentak, tubuhnya
serasa kesetrum ketika jari tukang kebunnya telah masuk lebih dalam dan
menyentuh klitorisnya. Tubuhnya seolah kehilangan tenaga, hanya bisa bersandar
ke dinding dan pasrah atas perlakuan Pak Roky.
Ciuman Pak Roky kini merambat turun hingga
dia berjongkok dan wajahnya tepat di depan kemaluan Lolita. Dia diam mematung
dan pasrah saja saat mulut tukang kebunnya menyentuh kemaluannya yang berbulu
lebat. Lidah Pak Roky menyentuh bibir kemaluannya, sehingga tubuhnya
bergetar, tanpa sadar Lolita juga menempelkan kemaluannya itu makin dekat ke
mulut Pak Roky. Pak Roky menyedot-nyedot vagina Lolita dengan nikmatnya,
lidahnya menyusup masuk mengais-ngais bagian dalam kemaluannya, sementara
tangannya sibuk mengelusi paha mulus dan pantatnya yang bulat. Lolita menahan
nikmat sambil menggigit bibir dan meremasi rambut Pak Roky. Lidah hangat itu
memain-mainkan klitorisnya sehingga rangsangan dari sana merambat ke seluruh
tubuh Lolita membuat tubuhnya bergetar.
Terbesit perasaan malu mengingat perbedaan
status mereka yang demikian kontras, namun nafsu mengalahkannya, dia sudah
tidak peduli pada semua itu, toh dirinya juga sudah sering melakukannya, ini
hanya sekedar variasi dari kehidupan seksualnya. Lolita kini menaikan satu
kakinya ke pundak Pak Roky dan menikmati permainan lidahnya yang lihai.
Sekitar sepuluh menitan Pak Roky mengerjai kemaluannya hingga tubuhnya
mengejang dan vaginanya mengeluarkan cairan orgasme. Pak Roky masih menjilati
vagina Lolita, cairan itu dia jilati dengan lahap.
Puas melahap vagina majikannya, Pak Roky bangkit berdiri dan melepaskan pakaiannya satu-persatu. Lolita menatapi tubuhnya
yang berotot dengan kulit sawo matang itu, terlebih ketika Pak Roky melepaskan celana dalamnya, mata Lolita terpaku pada penis yang telah menegang
sebesar pisang ambon itu. Pak Roky meraih tangan Lolita dan menggenggamkannya
pada penisnya.
“Gimana Bu, gede kan, gimana dibanding sama
punya Bapak?”
Tanpa diperintah Lolita berlutut sehingga penis
itu menodong ke wajahnya, benda itu terasa keras sekali dan sedikit
berdenyut-denyut. Tanpa malu-malu lagi, Lolita mulai menjilati penis yang
digenggamnya itu, buah zakar hingga ujung penisnya tak luput dari sapuan
lidahnya, sesekali benda itu dibelai dengan pipinya sampai pemiliknya melenguh
keenakan. Setelah batang itu basah dan mencapai ketegangan maksimal, dia mulai
menjilati dan mencium bagian kepalanya yang seperti jamur itu, kemudian dia
membuka mulutnya dan memasukkan batang itu hingga mentok, itupun tidak masuk
seluruhnya karena terlalu besar untuk mulut Lolita yang mungil. Kepalanya
maju-mundur mengemut penis hitam besar itu sambil tangan satunya memijati
payudaranya sendiri. Sebelum mencapai klimaks, Pak Roky menyuruh majikannya
berhenti dan mengangkat tubuhnya hingga berdiri.
“Nanti aja Bu, jangan buru-buru, ntar kurang
kerasa enaknya!” Katanya
“Kita main di bak aja yah Pak, airnya udah penuh tuh!” Ajak Lolita melihat ke arah bathtub yang airnya sudah mulai meluap.
“Kita main di bak aja yah Pak, airnya udah penuh tuh!” Ajak Lolita melihat ke arah bathtub yang airnya sudah mulai meluap.
Lolita pun lalu berjalan ke arah bathtub,
diambilnya sabun cair dari pinggir bak, ditumpahkan sedikit lalu diaduknya air
itu dengan tangannya hingga berbusa. Keduanya pun masuk ke bathtub itu, bagi
Pak Roky ini pertama kalinya dia merasakan mandi di kamar mandi mewah itu
bersama wanita secantik Lolita. Lolita duduk dan menyandarkan punggungnya pada
tubuh Pak Roky yang mendekapnya dari belakang. Pak Roky lalu mengguyur
wajah dan rambut majikannya itu dengan air hingga basah.
“Saya udah suka sama Ibu dari pertama ketemu
dulu, apalagi kalau ngeliat Ibu di majalah atau di tivi, enak yah Bu jadi orang
terkenal gini?” Kata Pak Roky sambil membelai rambut panjang Lolita.
“Ah, Bapak kan cuma liat dari luarnya aja, sebenernya dunia saya ini gak seindah itu kok Pak, bisa dibilang munafik, kita ngapain aja harus jaga imej, susah jadi diri sendiri, hidup emang gak ada yang kurang, tapi masih belum happy, yah tapi ginilah Pak kalau kerja begini, mau gimana lagi!” Jawab Lolita menghembuskan nafas panjang.
“Ssshhh…!” Desisnya lirih ketika tangan Pak Roky membelai payudaranya di bawah air sana.
“Bu, Ibu pertama kali ngentot kapan sih?” Tanya Pak Roky lagi.
“Ah, Bapak kan cuma liat dari luarnya aja, sebenernya dunia saya ini gak seindah itu kok Pak, bisa dibilang munafik, kita ngapain aja harus jaga imej, susah jadi diri sendiri, hidup emang gak ada yang kurang, tapi masih belum happy, yah tapi ginilah Pak kalau kerja begini, mau gimana lagi!” Jawab Lolita menghembuskan nafas panjang.
“Ssshhh…!” Desisnya lirih ketika tangan Pak Roky membelai payudaranya di bawah air sana.
“Bu, Ibu pertama kali ngentot kapan sih?” Tanya Pak Roky lagi.
Lolita terdiam, teringat kembali mimpi buruknya
dimasa lalu ketika masih SMA, keperawanannya direnggut seorang pria teman
sekolahnya yang lalu memutuskannya tak lama setelahnya dan belakangan ketahuan
bahwa pria itu memakai dirinya untuk taruhan dengan teman-temannya tentang
berhasil tidaknya mengambil keperawanan dirinya.
“Pak, tolong jangan ungkit masalah pribadi
yah, saya gak suka” ucapnya dengan nada serius seraya menarik wajah Pak Roky dan mencium bibirnya untuk mengalihkan pembicaraan itu.
Pria itu membalas ciuman majikannya dengan
ganas pula sambil meremas-remas payudaranya. Lolita menggenggam penis Pak Roky yang telah mengeras di bawah air sana, memegangnya saja Lolita sudah nafsu
karena keras dan tonjolan urat-uratnya terasa di tangannya. Dikocoknya batang
itu sebentar sebelum diarahkan ke vaginanya.
“Sshhh… Eemmm… Eenggh!” Desahnya ketika batang
itu melesak ke dalam vaginanya.
Pak Roky pun sama-sama mendesah merasakan
himpitan dinding vagina Lolita pada kemaluannya. Mulailah Lolita menaik-turunkan
tubuhnya, dengan posisi demikian penis itu lebih terasa tusukannya. Sambil
menikmati genjotan, lidah Pak Roky berpindah-pindah pada telinga, leher, dan
pundak Lolita.
“Ssshh… Oohh terus Bu!” Pak Roky menggeram,
tangannya yang kokoh terus memijati payudara majikannya.
Goyangan mereka makin liar, terlihat dari air
yang makin beriak, demikian halnya dengan desahan mereka yang makin menceracau.
Lolita makin menekan-nekan tubuhnya seiring dengan orgasmenya yang hampir tiba.
Klentitnya makin bergesekan dengan penis Pak Roky yang berurat itu sampai
akhirnya dia tidak bisa menahan diri lagi, tubuhnya mengejang dalam pelukan
tukang kebunnya.
“Aahhh… Ahhh… Saya keluar Pak!” Erangnya
mengekspresikan kenikmatan luar biasa yang didapatnya, kenikmatan berbeda yang
tidak pernah dia dapatkan dari ‘suami’nya maupun teman-teman kencan lainnya.
Pak Roky masih belum menunjukkan tanda-tanda
klimaks, dia masih bersemangat menggenjot Lolita. Mereka berganti posisi,
sekarang Lolita duduk di bersandar bathtub itu sambil membuka kedua kakinya,
tangannya berpegangan pada bibir kanan dan kiri bathtub. Setelah memposisikan
diri diantara kedua paha itu, kembali Pak Roky menusukkan senjatanya ke liang
vagina Lolita. Pria itu maju-mundur sambil memegangi betis Lolita, sentakkan
tubuhnya menciptakan ombak mini di bak itu. Gumaman dan desahan keluar dari
mulut Lolita menikmati sodokan Pak Roky yang demikian nikmatnya.
Terkadang Pak Roky menggerakkan pinggulnya sehingga penisnya bergerak seperti mengaduk
vagina majikannya.
Genjotan-genjotan Pak Roky begitu dahsyat
sampai Lolita mendesah sejadi-jadinya mencurahkan segala hasrat liar yang selama
ini terpendam.Urat di kening dan tubuh pria itu semakin menonjol yang berarti
nafsunya telah diubun-ubun. Tiba-tiba dia menusukkan penisnya lebih dalam
sambil mendesah panjang, beberapa kali senjatanya menembak di dalam rahim
Lolita. Setelah itu frekuensi genjotannya makin turun dan turun hingga akhirnya
dia menjatuhkan diri mendekap tubuh majikan cantiknya itu dengan penis masih
menancap. Mereka berpelukan mesra menikmati momen-momen pasca orgasmenya, nafas
mereka yang menderu-deru terasa hembusannya.
“Gimana Bu, puas gak?” Tanya Pak Roky
Dengan wajah memerah, Lolita mengaku ini adalah
permainan ternikmatnya karena mengandung sensasi kasar dan liar yang belum
pernah dia rasakan sebelumnya. Mendengar itu, Pak Roky juga tersenyum karena
dapat memuaskan nyonya majikannya itu. Mereka lalu mandi bersama, Pak Roky menggosok-gosok tubuh Lolita dengan telapak tangannya, sesekali dia remas lembut
payudara dan putingnya. Pundak, leher dan punggungnya juga digosok dan
dipijati. Lolita merem-merem keenakan dibuatnya.
“Eemmhh… Enak Pak jadi rileks nih” katanya
ketika tukang kebunnya itu mengkramas rambutnya disertai pijatan lembut.
Setelah memandikan majikannya, Pak Roky minta Lolita gantian memandikannya. Permintaan yang langsung diturutinya tanpa
keberatan. Lolita memanjakan tukang kebunnya itu dengan pijatan-pijatan tangan
halusnya, sesekali juga penisnya dikocok pelan. Sungguh Pak Roky nyaris tidak
mempercayai apa yang sedang dialaminya saat itu, mimpipun dia tidak pernah
membayangkan bercinta dengan wanita secantik dan sekelas Lolita. Pelayanan yang
didapat dari istrinya di kampung yang biasa-biasa saja jelas berbeda jauh dari
yang satu ini. Lolita juga melakukan Thai massage yaitu dengan
menggosok-gosokkan payudaranya ke punggung Pak Roky yang telah licin oleh
sabun.
“Asyik Bu, iya terus gitu mijitnya!” Katanya
sambil menggerakkan tangan ke belakang meremas pantat Lolita.
Kemudian Lolita menjulurkan wajahnya di samping
pria itu dan merekapun berciuman lagi..
“Udahan yuk Pak mandinya!” Kata Lolita setelah
merasa cukup berendam karena airnya sudah mulai mendingin.
Dia berdiri dan meyiram shower ke tubuhnya
untuk membersihkan busa-busa sabun, kemudian dia keluar dari bak dan melap
tubuhnya dengan handuk.
“Aww…!!” Jeritnya terkejut karena tiba-tiba
tubuhnya diangkat ketika sedang handukan.
“Bapak nakal ih!” senyumnya nakal dalam gendongan Pak Roky.
“Bapak nakal ih!” senyumnya nakal dalam gendongan Pak Roky.
Tubuh Lolita kemudian dibawanya keluar kamar
mandi dan ditelentangkan di ranjang, dia sendiri naik ke atas tubuh wanita itu
menindihnya.
“Boleh mulai sekarang saya panggil Ibu pake
nama?” Tanyanya di dekat wajah Lolita.
“Boleh aja, tapi tolong kalau di depan orang lain jaga sikap yah”
“Boleh aja, tapi tolong kalau di depan orang lain jaga sikap yah”
Habis menjawab kembali bibirnya dilumat oleh
Pak Roky, tangan kasarnya kembali menjelajahi tubuh mulusnya. Ciuman itu
mulai turun ke lehernya, sapuan lidahnya sempat terasa disana, kemudian pundak
hingga ke payudaranya. Desahan keluar dari mulutnya ketika Pak Roky menyapukan lidahnya pada putingnya, pria itu juga mengenyoti payudaranya.
“Ahh…Pak…sakit!” Rintihnya dengan mendorong
kepala Pak Roky karena pria itu menggigit putingnya dengan gemas sehingga
meninggalkan bekas memerah.
Namun rasa sakit itu
tertutup dengan sensasi nikmat yang mulai kembali melandanya. Secara bergantian
pria itu melumat kedua payudaranya sampai basah oleh ludahnya. Lolita merasakan
penis Pak Roky sudah keras lagi saat bersentuhan dengan pahanya. Tak lama
kemudian Pak Roky memasukkan lagi penisnya ke dalam vagina Lolita, dia menggenjotnya
sambil menindih gadis itu.
Lolita benar-benar mengakui kehebatan tukang
kebunnya ini, betapa tidak, tadi di kamar mandi baru saja orgasme tapi sekarang
sudah siap tempur lagi. Pria itu mampu membuatnya melayang lebih tinggi, tidak
seperti ‘suami’nya yang tidak bisa memuaskannya secara penuh. Hubungan
terlarang itu tetap berlanjut hari-hari berikutnya.
2 hari setelah kejadian itu Lolita memberhentikan Mbak Inem agar bisa lebih leluasa melakukan kegilaannya. Lolita bahkan ingin mencoba berhubungan dengan orang-orang lower class lainnya yang
baginya memberi sensasi tersendiri.
Cerita Seks, Cerita Dewasa, Cerita Mesum, Cerita Bokep, Cerita Sex Panas, Cerita Hot, Cerita ML, Kisah Seks, Kisah Mesum, Situs Cerita Seks, Situs Cerita Bokep, Cerita Ngentot, Situs Bokep, Situs Mesum, Situs Cerita Hot, Cerita Sange



No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.