![]() |
| Cerita Dewasa Terbaru Aku Di Bodohi Oleh Dokter Dino |
Seorang gadis lulusan akademi perawat dengan polosnya
dia mau menyerahkan keperawanannya ke seorang dokter praktek. Dokter itu
memperawani Rani dengan alasan untuk tes kesehatan sebelum Rani bekerja di
kliniknya.
Namaku Rani usiaku 25 tahun, aku baru saja wisuda menempuh pendidikan D3 kesehatan.
Aku terlahir sebagai wanita yang lugu tidak neko-neko. Orangtuaku bekerja di
kantor swasta, aku anak kedua dari tiga bersaudara. Kakakku sudah sukses
menjadi pengusaha, sedangkan adikku masih duduk di bangku SMA.
Setelah
wisuda aku berfikir semua menjadi lebih baik tidak di pusingkan dengan
tugas-tugas kuliah. Namun di luar sana ternyata persaingan makin ketat dalam
mencari pekerjaan. Aku melamar di banyak instansi namun selalu saja tidak di
terima. Orangtuaku menyarankan agar berkuliah lagi namun aku enggan.
Aku sudah
cukup berfikir keras selama kuliah. Rasanya udah capek mikir pengennya punya
uang banyak dari jerih payah sendiri. Aku selalu mencoba berusaha dan berdoa
agar diberikan jalan yang lurus-lurus aja. Tapi jika belum rejeki apalah daya,
padahal IP ku tinggi dan memenuhi syarat. Pada test tertentu aku selalu gugur.
Teman-temanku
banyak yang menjadi asisten dokter. Apa aku harus coba itu saja ya, mereka
cantik-cantik dan cara bicaranya dapat meyakinkan pasiennya. Aku harus banyak
belajar lagi, kalau kata temanku aku itu cupu. Pengalamannya kurang luas, aku
kutu buku orangnya. Banyak yang bilang aku terlalu lugu aku harus merubah
penampilanku agar lebih menarik.
Tapi sama
aja kalau gaya bicaraku katrok. Hmmmm… Aku stress berat mencari pekerjaan kesana
kemari di tolak. Selama setahun aku menganggur membantu kakakku di kantornya
sembari menunggu lamaran yang aku masukkan di beberapa instansi. Pada akhirnya
ada salah satu temanku yang menghubungi aku,
“Halo… Rani apa kabar?”
“Ini siapa
ya?”
“Eh kamu
lupa ya sama aku, aku Ina teman kuliah kamu…”
“Oh iya Ina hp aku error jadi semua kontak nya ada yang tersimpan dan tidak, aku pun tidak menghubungi siapapun jadinya…”
“Kamu
bekerja dimana, eh sekarang aku didesa menjadi asisten dokter ramai sekali
pasiennya tapi aku mau resign karena harus ikut orang tua ku pindah ke
Jakarta..”
“Disini
susah cari pekerjaan, kamu malah mau keluar. Huuufffttt…..”
“Wah
kebetulan kamu pengen kerja ya Ran? Kamu kirim aja lamaran kamu nanti pasti
diterima deh kan gantiin posisiku gimana?”
“Wahhh..Boleh
juga tuuhh…. Kirim alamatnya dong, makasih banyak ya…”
“Ya nanti
aku kirim di WA kamu ya, segera masukkan lamarannya. Yaudah bye…”
Aku seneng
sekali yang pasti ada sedikit harapan bekerja sesuai bidangku. Aku segera
melengkapi lamaran dan syaratnya, tak apalah tinggal di desa terpencil banyak
pengalaman pastinya. Aku benar-benar udah tidak sabar pengen cepat kerja. Aku
mengirimkan lamaran via Pos, sekitar 3 hari lamaran itu sampai tujuan. Ina langsung mengabari aku jika surat lamaran sampai dengan selamat.
Kesempatan
memang tidak datang dua kali, sekalinya ada aku harus segera sigap. Aku menunggu
kabar dari Ina sekitar 2 minggu bagiku penantian yang sangat lama. Aku setiap
hari menelfon dia, katanya sih ada beberapa yang melamar. Tapi Ina mengajukan
aku karena aku temannya. Di klinik itu ada 3 asisten dokter katanya, kan di
sift pagi siang malam secara bergantian.
Dokter di
klinik itu hanya satu jadi ramai sekali pasiennya. Aku semakin bersemangat kala
itu, 2 minggu berlalu. Aku terbangun pagi hari karena Ina menelfonku, dia
bilang aku harus segera kesana untuk review dengan dokternya langsung di hari
libur. Kalau hari biasa dokter tidak bisa karena ramai pasien. Pada waktu itu
hari Minggu, Sabtu sorenya aku berangkat naik kereta.
Orangtua
selalu mendukung aku walaupun aku cupu tapi aku mandiri. Kemana aja aku selalu
sendiri, orangtua tidak pernah mengantar aku. Aku naik kereta jam 7 malam sampai
di tujuan jam 3 pagi. Aku dijemput Ina di stasiun. Aku diajaknya ke klinik. Ina kostnya berada di dekat klinik. Jadi dekat jika ada
apa-apa, kelak aku juga menempati tempat Ina itu.
Sesampainya
di tempat Ina aku langsung tanya-tanya apa saja yang akan di tanyakan. Dia
mengajariku cara menjawab dan memberi tahu apa saja yang harus disiapkan. Waktu
semakin cepat, tepat pukul 7 di mulai. Ada 5 orang yang review, dan aku dapat
nomer terakhir. Ya harus bersabar lagi, memang semua butuh proses.
Aku
memakai celana panjang, kemeja dan di make up sama Ina terlihat cantik
sekali sempat aku selfie dulu, wah ternyata aku cantik juga kalau pake make up.
Aku memang harus merubah penampilan cupuku,
“Eh lama
sekali.. Aku udah nerveous nih…” ucapku
“Udah
biasa aja kali, yang pasti kamu di terima deh soalnya aku udah bilang sama Pak
Dino kalau kamu temanku…”
“Aaahh
masa sih? Makasih ya Ina…” jawabku dengan lugu.
Akhirnya
aku masuk ke ruangan tepat pukul 2 siang, Ina tidak menemani ku karena dia harus
ke kota mengambil obat di gudang. Aku berada di klinik itu sendirian sementara
yang lain sudah pada pulang. Kebetulan sekali aku bisa focus dengan pertanyaan
karena suasana hening,
“Silahkan
masuk mbak…” ucap dokter itu.
“Iya pak
terimakasih…”
Pas masuk
pak Dino dokter muda yang usianya sekitar 35 tahun itu menatapku dengan
tajam. Aku takut apa ada yang salah dengan penampilan ku. Aku terus merasa tidak
PD ketika itu. Aku duduk berhadapan dengannya, matanya tajam memandangku. Aku
menundukkan kepala terus. Aku merasa ada yang aneh, sekitar 15 menit terdiam
hanya memandangiku.
“Ehemmm… Maaf
mbak saya terpesona dengan kecantikan kamu…”
Tanpa
berkata-kata mukaku merah merona dan aku tersipu malu saat itu. Pak Dino banyak pertanyaan tetapi pertanyaan yang dilontarkan tidak ada yang sama dengan
apa yang Ina katakan. Aneh sekali, pertanyaan itu diantaranya usiaku, sudah
menikah apa belum, sudah menstruasi belum, jika menstruasi rutin apa tidak.
Menurutku itu pertanyaan yang sangat pribadi.
Tapi aku
menjawab sesuai pertanyaannya dengan lugu. Mungkin dia ingin tau pribadiku
karena bekerja disini kan setiap hari ketemu dan bertempat tinggal disini.
Dengan bodohnya aku terus menjawab. Pak Dino tiba-tiba jalan dan mengunci
pintu,
“Mbak Rani.. Jika ingin bekerja disini kamu harus di cek dulu keperawanannya.. Ada
cacat di tubuhmu tidak kemudian ada penyakit yang diderita tidak soalnya kalau
keadaan sakit biasanya tidak saya perbolehkan bekerja. Kerjaan disini sangat
banyak setiap hari pasien berdatangan dan kamu harus menulis semua laporan
tepat pada waktunya… Bagaimana setuju?”
“Emmm.. Heeemm… Saya nurut saja apa yang dikatakan bapak yang penting
saya bisa bekerja disini…”
“Baguss.. Kamu
memang sangat berminat untuk bekerja disini ya mbak…”
“Iya pak…”
“Sekarang
mbak Rani berbaring diatas kasur itu ya, saya akan melakukan pemeriksaan fisik
dari ujung rambut hingga ujung kaki…”
Aku
menurutinya dan aku berbaring, pak Dino terus mendekati aku. Dia melakukan
pemeriksaan awalnya dari ujung rambut kemudian turun kebawah,
“Mbak
tolong dilepas semua baju yang menutupi tubuhmu, biar saya mudah dalam
melakukan pemeriksaan mbak…”
“Saya
lepas semua ya pak?”
“Iya… Pakailah
celana dalam dan bra saja…”
Dengan
santai dan bodohnya masih saja menuruti perkataannya. Aku melepas kemejaku dan
celana panjang. Terlihat lekuk tubuhku dan payudaraku besar yang tertutup bra.
Mulusnya tubuhku dilihat pak Dino, dia memeriksa detak jantungku dengan
stetoskop. Stetoskop di tekan-tekan didadaku hingga di payudaraku,
“Aaahhh
pak.. Geli pak……”
Turun ke
bawah hingga ke perutku dia mengelus-elus dengan perlahan. Yang ada aku semakin
merasa geli saat itu. Memekku yang masih tertutup celana dalam di bukanya. Aku
masih diam saja, pak Dino mengelus-elus memekku dengan manja. Dari atas
hingga kebawah, selakanganku dibelai-belai hingga tubuhku bergerak,
“Aaaaaahhhh.. Pak... Aaahhh…”
“Tahan ya
mbak.. Ini untuk mengetahui apakah mbak Rani bisa merasakan kenikmatan setiap
saya belai, jika mbak Rani merasakan kenikmatan berarti syarat-syaraf
sensitifnya masih normal..”
“Berarti jika saya masih bisa merasakan geli dan kenikmatan itu normal ya
pak…?”
“Iya
mbak…”
Setelah
dia meraba memekku kembali pak Dino terus membelai dari atas turun ke bawah
secara terus menerus. Bra ku pun di lepas payudara yang montok itu dirabanya.
Puting susuku diputar-putar dengan jemarinya,
“Aaaaahhh…. Pak… Geli
pak….. Aaaaaaaakkkhh…..”
Aku
melihat pak Dino memegang penisnya yang semakin tegak. Dia genggam erat
sembari tangan kanannya meremas dan memutar-mutar puting susuku,
“Aaaaahhhh… Aaaaaakkkhhh…. Pak…. Geli pak…. Aaakkkhhh…..”
Aku
melihat pak Dino melepas bajunya dia tampak telanjang sepertiku. Aku tidak
tahu apa maksudnya aku ketakutan jangan-jangan aku mau diperkosa,
“Aku akan
melihat apakah kamu masih perawan? Itu diuji dengan kejantananku jika sudah
terbukti kamu masih perawan kamu akan saya terima menjadi asistenku..”
“Oh gitu
ya pak…”
“Iya, kamu
harus menuruti semua permintaanku, kamu akan merasakan kenikmatan ..”
Aku terus
menuruti permintaannya pak Dino berada diatasku, kita sudah sama-sama
telanjang. Pak Dino mencium bibirku dengan perlahan terus dia menciumiku.
Tubuhku berperlukan dengan tubuh pak Dino. Payudaraku bergesekan dengan
dadanya, nikmat sekali. Dia menciumiku dengan sangat perlahan aku membalas
ciumannya.
Setelah
itu dia meraba payudaraku dan mengulum puting susuku. Kedua puting susuku di
ciuminya, aku pun tak tahan,
“Aaaakkkhh…. Aaaaahhhh…. Aakkkhh….. Pak….. Aaaaaaaaakkkhhh…..”
Dia terus menciumi
payudaraku, putingku ditarik dengan bibirnya. Sangat nikmat ketika itu
secara bergantian puting kanan dan kiri. Tangannya meremas-remas payudaraku
aku semakin tak kuasa menahan kenikmatan itu. Aku hanya pasrah menuruti semua
permintaannya,
“Oooohhh…. Aaaaahhhh…. Aaaakkkkhh……”
Wajah pak Dino memerah, penis pak Dino bergesekan dengan memekku. Bulu kemaluanku
yang lebat itu menggesek-gesek dipenisnya. Aku tak tahan terus dibuatnya
melayang. Dia menciumi seluruh tubuhkku hingga ke vaginaku. Selangkanganku
dijilati dengan lidah panjangnya,
“Ooohh… Aaahhh….. Oooohhh…. Aaahhhhh….. Pak…. Aaahhhhhhh…”
Memekku
dijilati dengan lidahnya terasa sangat nikmat. Lubang memekku di jilati terus
hingga aku mengeluarkan cairan. Lalu ujung penisnya digesek-gesekkan ke lubang
memekku. Karena licin terasa sekali nikmatnya. Aku terus mendesah merasakan
kenikmatan,
“Aaakkkhhh…. Aaaaaahhh….. Ooohh….. Aaaaakkhhh
pak….. Nikmat……”
Kemudian
pak Dino mencoba memasukkan penisnya ke dalam memekku. Ujung penisnya sudah
masuk ke dalam memekku, aku merintih kesakitan,
“Aaww… Sakit… Aaaakkkhhh
sakit pak… Lepaskannn.. Aaahhh….”
“Nanti
kalau sudah masuk pasti nikmat…”
Dia
mengalihkan kesakitanku dengan meremas payudaraku dan mengulum puting susuku.
Sakit bercampur nikmat menjadi satu. Tubuhku terus dibuatnya bergetar dan aku
hanya bisa mendesah,
“Aaaaahhhhh….. Aaaaaakkhh… Pakk…. Aaahhh….”
Selaput
keperawananku pecah mengeluarkan darah yang banyak, pak Dino mengelap darah
itu. lalu dia memasukkan kembali penisnya. Aku melihat gerakannya maju mundur,
penisnya masuk kembali ke dalam lubang memekku. Tekanan itu sangat keras
penisnya seperti menusuk-nusuk didalam,
“Aaaakkhhh…. Aaaaaahhhh…. Aaakkkhhh
nikmat pak… Aahhhh…..”
Penis itu
tertancap di dalam memekku, dia terus menggoyangkan penisnya. Penis serasa
bergoyang di dalam memekku. Tekanan semakin keras saat itu, tubuhku terus
menggeliat merasakan kenikmatan,
“Aaaaahhh… Oohh…. Aaakkhhh….. Aaahhhh….. Pak……”
Hanya
desahan yang bisa aku ucapkan. Aku tak sadar mengangkat pantatku penisnya
semakin terasa menancap di memekku. Gerakan itu semakin cepat maju mundur, bibir
pak Dino mengulum puting susuku,
“Ooohhh…. Ahhhh…. Aakkkhhhhhh……. Ooohhh… Pak….. Aaakkhh…… Ooohhhh….”
Dia membuat
aku semakin bergairah siang itu, keringatku keluar apalagi pak Dino keringatnya jatuh bercucuran membasahi tubuhku. Cepat dan keras tekanan itu
membuat aku lemas tak berdaya,
“Ooohh
pak…. Aaaaahhhh… Pak……”
Tak lama
kemudian pak Dino melepaskan penisnya dari memekku. Dan mengeluarkan cairan
yang dia semprotkan di tubuhku,
“Ccccrrrrrrroooootttt….. Cccccrrrroootttt…. Ccrrrrroooootttt….. Ccrrrooooottt…..”
Cairan itu
banyak dan kental membasahi tubuhku. Tampak wajah Pak Dino lega,
“Aaaaaahhhhhh…….”
Ucap pak Dino.
Setelah
itu aku membersihkan tubuhku dan memakai pakaianku kembali. Aku sudah rapi dan
aku duduk berhadapan dengan pak Dino. Dia langsung mengatakan bahwa aku
diterima sebagai asistennya,
“Mbak Rani sudah terbukti keperawanannya, jadi saya terima sebagai asisten saya
besok sudah mulai bekerja ya…”
“Terimakasih
pak saya sangat senang sekali..” jawab ku dengan polos.
Aku keluar
dari ruangan itu dan segera menuju tempat tinggal Ina. Tampak Ina sedang tidur
dengan pulas, aku pun membangunkannya dan bilang bahwa aku udah diterima sebagai
asisten Pak Dino. Aku tidak banyak cerita apa saja yang dilakukan pak Dino karena menurutku dia melakukan pemeriksaan pada tubuhku. Jadi tidak perlu aku
ceritakan dengan Ina.
Keesokan
harinya aku sudah mulai bekerja sebagai asisten dokter itu. Namun setiap
bekerja dia selalu saja memintaku untuk melayaninya hingga aku sadar bahwa dia
hanya memanfaatkan kepolosanku. Aku menyadarinya ketika sudah 3 bulan disana.
Cerita Dewasa, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex, Cerita ABG, Cerita Janda, Cerita Perawan, Cerita Perkosaan, Cerita Seks Sedarah, Cerita Selingkuh, Cerita Skandal, Cerita Tante Girang, Cerita Ngentot, Cerita ML, Cerita Mesum, Kisah Seks, Kisah Mesum, Kisah Ngentot Terbaru



No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.