![]() |
| Cerita Seks Terbaru Aku Di Perawani Dan Di Hamili |
Panggil
saja aku Dewi usiaku 17 tahun aku masih kelas 3 SMA. Aku memiliki tubuh yang
kecil mungil namun terlihat seksi dengan payudaraku yang mulai tumbuh membesar.
Kulitku putih rambutku panjang orang bilang aku cabe-cabean. Aku anak pertama
dari 3 bersaudara, orangtuaku memiliki usaha kelontong.
Usaha
orangtuaku sangat sukses hingga dapat menyekolahkan aku di sekolah swasta yang
terkenal. Aku termasuk siswa yang berprestasi di sekolah. Tidak sia-sia orangtuaku
menyekolahkan aku disini karena aku rajin belajar, selalu menyelesaikan
tugas-tugas dengan sangat baik.
Orangtuaku
juga bangga denganku apa saja yang aku minta pasti dipenuhinya. Apalagi aku
anak yang penurut dengan orangtua, tidak pernah membangkang. Kalau berangkat
sekolah aku selalu diantar jemput oleh bapakku. Karena lingkungan sekolahku
tidak bagus untuk bergaul karena jaman sekarang seks bebas sudah merajalela.
Maka dari
itu orangtuaku super ketat mengawasiku, sebisa mungkin orangtuaku ikut serta
dalam hidupku. Mereka tidak mau aku terjerumus dalam prgaulan yang salah.
Karena sebagian besar kakak kelasku keluar dari sekolah karena hamil duluan.
Semoga itu tidak menjadi pengalaman buruk bagiku. Berpacaran dengan teman
sekolahpun aku takut.
Jadi aku
memang tidak berpacar-pacaran dengan teman teman pria. Padahal banyak banget
yang naksir sama kecantikanku, tapi aku terus menjaga diriku dengan sebaik
mungkin. Aku tidak ingin mengecewakan orangtuaku yang sudah memberikan apa saja
yang aku mau dan membesarkan aku hingga seperti ini.
Namun
nasib berkata lain, waktu itu kejadian Sabtu sore pengalaman yang membuat aku
terpuruk hingga saat ini. Aku diperkosa oleh penjaga warnet yang ada disebelah
sekolahku. Awalnya aku dan teman-teman sering mengerjakan tugas di luar. Aku
biasanya di warnet langganan samping sekolah.
Biasanya
disitu karena dekat dengan sekolah, pulang sekolah mampir ke warnet untuk menyelesaikan tugas-tugas. Penjaga warnet itu namanya Husin dia pemuda yang
mungkin sudah berumuran 27 tahun. Setiap pulang sekolah aku selalu mampir
warnet untuk mencari referensi dengan temanku.
Karena
hotspot sekolah dimatikan jika jam pembelajaran usai takut siswa
menyalahgunakan internet. Di samping warnet juga ada yang jual jus buah es
kelapa muda dan cemilan untuk nongkrong. Kadang kalau warnet penuh aku juga
menunggu di warung itu. Aku selalu mengabari bapak jika pulang telat jadi
jemputnya agak sorean.
Ketika aku
masuk di warnet selalu saja mas Husin itu melihatku. Aku kadang merasa tidak
nyaman jika dilihatin terus menerus. Matanya tajem dan sukanya senyum-senyum
sendiri sambil terus memandangiku. Pernah juga menggoda aku dengan kata-kata
menjijikan,
“Eh Dewi, kamu kok sexy banget sih, mau gak jadi pacarku?”
“Apaan
sih mas.. Nggak banget dehhhh ”
Aku selalu
cuekin perkataan mas Husin yang ngelantur itu. Aku juga tidak pernah datang ke
warnet sendirian pasti aku bersama-sama temanku. Rasa takut itu pasti ada
karena warnet penuh dengan cowok-cowok yang ngegame dll. Pernah aku datang
sendirian, mas Husin kesempatan menggodaku terus. Hingga aku risih dan
meninggalkan warnet,
“Eh
neng.. Tuh rambut kamu ada apanya ya..? ”
“Apa sih
mas ”
“Ulet
bulu tuh sini aku ambilin ”
“Apaan
sih awas ya kurang ajar ”
Dia nekat
memegang rambutku aku bergegas lari untuk pulang. Aku pun lupa untuk membayar
biaya aku ngenet disitu. Suatu hari pulang sekolah aku mendapat tugas mencari
artikel banyak banget, warnet juga ramai. Aku harus menunggu yang kosong,
akhirnya setelah satu jam menunggu ada bilik yang kosong di sudut warnet.
Aku masuk
dan bergegas mencari tugas itu, aku juga sudah ngabarin bapak kalau pulangnya
masih lama. Aku lama sekali mencari – cari artikel aku pengen semua tugasku
selesai hari ini. Udah dua jam aku mengerjakan tugas itu belum juga kelar. Di
luar hujan sangat lebat aku melanjutkan mencari tugas. Sampai aku tidak tahu
bahwa hanya ada aku saja di warnet itu.
Setelah
aku sadar aku melihat kanan kiriku udah tidak ada orang sama sekali. Pintu
warnet pun sudah tertutup rapat, warnet gelap sekali. Aku semakin takut, aku
menyesal mengerjakan tugas tanpa mengenal waktu. Aku berniat untuk menyudahi
mencari tugas karena takut mas Husin genit sama aku. Aku berjalan mendekati meja
mas Husin, belum sampai di meja aku ditarik masuk ke bilik kembali.
Aku
terkejut karena ternyata yang menarik tanganku itu mas Husin. Aku ingin
berteriak namun mulutku dibungkam dengan tangannya. Badanku di dorong hingga
terbentur bilik sakit banget. Seragam aku yang serba mini membuat mas Husin terlihat nafsu melihatku. Aku takut dia pasti ingin memperkosaku. Dia melihat
rokku yang membuka terlihat payudaraku yang mulus itu.
Wajah mas Husin yang penuh gairah itu mendekatiku. Dia mencium bibirku namun aku menolak
kepalaku menoleh ke samping. Dia menampar pipiku keras,
“Plakkkkk… ”
Aku
menangis keras dia semakin membungkam bibirku, sakit sekali tamparan itu. ingin
berteriak minta tolong namun apa daya udah tidak ada seorangpun yang tau.
Bibirku diciumi dengan penuh nafsu dan sangat kasar. Aku selalu menolak dan
sering tanpa merespon ciumannya. Bibirku dipaksa mengulum bibirnya aku
menggerakkan bibirku perlahan.
Aku
menangis meneteskan air mata. Dia semakin tidak peduli dengan ku, yang ada di
dalam fikirannya hanya ingin menyetubuhi ku. Seragam putihku dibuka kancingnya
dengan pelahan, dari atas hingga ke bawah. Aku sudah tidak menggunakan baju
hanya bra merah yang menutupi payudaraku,
“Toooloong mas jangan lakukan mas.. Tolongg…” Sambil menangis tersedu aku
memohon kepada mas Husin.
Semua itu
tidak membuatnya mundur dia menciumi payudaraku dengan penuh kegairahan. Braku
terlepas, payudara montok yang lagi merekah itu diremas-remas. Tangannya kasar
banget remasan itu terasa sakit dan nikmat,
“Aaakkkkhhh mas… Akkkhhh…. Sudah mas… Akkkhh…. ”
Dia
meremas payudaraku, bibirnya mengulum puting susuku. Tangannya memutar-mutar
puting susuku nikmat banget. Aku udah tidak bisa menolak lagi karena aku lemas
dibuatnya. Mungkin aku sudah terbawa suasana dan tubuhku dikuasai oleh nafsu
sex,
“Aaahhh… Mas…. Aaahhhh… Mas jangaaaan… Ahhhh… ”
Kedua
payudaraku dimainkan dengan tangannya yang sudah lihay meremas-remas, bibirnya
juga bekerja dengan manis mengulum putingku. Serasa dia menyedot putingku
hingga aku mendesah keras sekali,
“Aaaaaaaaaahhhhhhhhhhh……… Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh…… Mas…… ”
Tangannya
meraba hingga kebawah, rokku dibuka dengan lebar. Dilepas lah rok yang menutupi
kemaluanku itu. Aku menjerit, dia kembali menampar aku. Benar-benar perlakuan
yang sangat kasar sakit pipiku kanan kiri kena sasaran keganasan mas Husin.
Celana dalamku dilepas dia semakin bergairah melihat memek perawanku yang sedikit tumbuh bulu-bulu kemaluan.
Tangannya
meraba dari atas hingga ke bawah, aku terus mendesah dengan lirih,
“Ooouugghhh… Mas…. Ouugghhh….. Ahhh… ”
Tubuhku
menggeliat merasakan kenikmatan itu. Selangkanganku dijilati dengan lidahnya yang
panjang itu, terasa sangat geli. Aku merasakan kenikmatan juga ketakutan
melihat wajah garang mas Husin. Jari-jarinya membuka lipatan memekku dia
tampaknya mencari lubang memekku. Setelah lubang itu sudah kelihatan, jarinya dia
masukkan ke dalam memekku.
Memekku dimasuki jarinya diputar-putar di dalam terasa lebih nikmat,
“Aaaahhhhhhh… Mas…. Aaaakkkhhhh mas……… Sakit…… Oohhhh…. Akkhhh……. Mas… ”
Dia terus
membangkitkan gairahku, diatas kursi sempit itu dia terus melampiaskan nafsunya.
Dibalik bilik bambu itu dia semakin bergairah. Tangannya meremas-remas
payudaraku dengan kasar, rasanya sakit tapi nikmat. Aku tetap terdiam karena
aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Dia tampaknya senang bermain dengan
puting susuku.
Dia gemas
dan selalu saja memutar-mutar dan mengulumi putingku. Dia juga mengecup sisi
kanan kiri payudaraku hingga berwarna merah,
“Aaaaaaahhhhh masss.. Aaahhhhh.. Mas...”
Dia
berdiri dengan tegak membuka celananya, aku melihat dengan jelas penisnya yang
tegang itu. Besar dan panjang, aku menutup kedua mataku melihat kemaluan dia
yang seharusnya tidak aku lihat. Namun tanganku ditarik dan dibuka aku dipaksa
melihat penisnya itu. Kakiku ditarik keatas hingga aku mengangkang lebar dan
memekku terlihat jelas oleh dia.
Wajah mas Husin terlihat ganas banget saat itu, wajahnya nampak memerah seakan siap
menerkam memekku. Ujung penisnya diputar-putar di lubang memekku,
“Aaaaaahhhhh…. Massss... Aahhhh.. Mas… Aaahhh… ”
Aku hanya
bisa mendesah tanpa perlawanan, mas Husin terus mencoba memasukkan penisnya.
Perlahan penisnya masuk, ujungnya sudah berhasil masuk. Dia semakin menekan
penisnya agar lebih masuk ke dalam,
“Aaaaaaaaakkkkkkkkkkkkkkkkkhhh mas… Sakiitt... Mas….Ouhhhh…. ”
Seluruh
batang penis itu masuk ke dalam, penis besar sudah tertancap di dalam memekku
dan siap untuk digoyangkan. Maju mundur gerakan mas Husin aku lemas tak berdaya.
Keluar cairan darah tanda keperawananku sudah hilang. Aku meneteskan air mata
mengetahui aku sudah tidak perawan lagi. Keras banget mas Husin mendorong
penisnya,
“Aaahhhh
mas… Aaahhh.. Mas.. Aaaakkkkhhh… ”
Pantatnya
yang besar maju mundur. Sesekali dia mengulum puting susuku agar makin
bergairah dan semakin intim. Cepat banget goyangan penis itu sehingga membuat
aku tak kuasa, rasa sakit yang tadi aku rasakan saat itu sirna sudah. Rasa
nikmat dalam berhubungan sex terasa sampai diubun-ubun nikmatnya. Semakin cepat
mas Husin memompa penisnya, tidak lama kemudian cairan sperma itu keluar,
“Ccccrrroooooottt.. Ccccrrrroooottt.. Cccccrrrroootttttt… ”
Sperma itu
masuk ke dalam memekku, dia tidak sadar karena nikmatnya. Aku juga tidak tahu
sperma harus keluar diluar atau di dalam. Setelah semua selesai aku
membersihkan badan dan memakai pakaian kembali. Aku berlari keluar dan langsung
pulang ke rumah. Aku enggan menceritakan kejadian ini sama orangtuaku.
Setiap
hari aku menangis mengingat kejadian itu, selama satu minggu aku mual dan
muntah karena sakit. Akhirnya aku tidak berangkat sekolah dan aku di bawa ke
dokter dengan orangtuaku. Disana dokter curiga dengan kondisiku aku tidak tahu
di tes kencingku hasilnya positif aku hamil. Aku menangis dengan keras
orangtuaku juga meneteskan air mata.
Setelah
itu orangtuaku terus bertanya-tanya kepadaku. Dia menginginkan aku jujur siapa
orang yang telah berbuat seperti ini hingga aku hamil. Aku menjelaskan semua
kepada orangtuaku dia semakin menangis karena aku diperkosa dipaksa oleh mas Husin di warnet. Akhirnya orangtuaku mendatangi mas Husin dia memintannya agar
segera bertanggung jawab atas perbuatannya.
Pada akhirnya
aku dinikahi mas Husin lelaki penjaga warnet yang tidak aku kenal sebelumnya.
Hingga aku hamil seperti ini. Aku sangat menyesal dengan semua ini, aku yang
tadinya menjaga keperawananku sampai orangtuaku selalu mengawasi ku setiap hari
namun semua itu sirna begitu saja. Akhirnya aku putus sekolah karena aku hamil
dan menikah dengan mas Husin.
Aku sudah
tidak bersekolah lagi, aku meninggalkan sejuta kenangan dan prestasiku di
sekolah, kini semua aku kubur dalam-dalam. Apa yang menjadi impianku sirna
sudah. Mungkin ini memang jalan takdirku yang harus aku jalani dengan mas Husin,
semoga kami menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah. Selesai.
Cerita Dewasa, Cerita Seks, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita ML, Cerita ABG, Cerita Janda, Cerita Perawan, Cerita Perkosaan, Cerita Seks Sedarah, Cerita Selingkuh, Cerita Sex, Cerita Skandal, Cerita Tante Girang, Cerita Ngentot, Kisah Seks, Kisah Mesum, Kisah Bokep, Cerita Bokep



No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.