![]() |
| Cerita Seks Terbaru Nikmatnya Anak Bos Ku Yang Bahenol |
Singkat
cerita, Deby semakin dekat dengan saya dan sering bercerita.
"Joshua, cowok
tuh maunya yang gimana sih. Ehm.. Kalau di ranjang maksud gue.."
"Josh, kamu kalau lagi horny, sukanya ngapain?"
"Kamu suka
terangsang enggak Josh, kalau liat cewek seksi?" Yah seperti itulah
pertanyaan Deby kepadaku. Terus terang percakapan-percakapan kita selang waktu
kerja semakin intim dan seringkali sensual.
"Kamu pernah gituan nggak,
Deb..?" tanyaku.
"Ehm.. kok mau tau?", tanyanya lagi. "Iya",
kataku. "Yah, sering sih, namanya juga kebutuhan biologis", jawabnya
sambil tersipu malu. Kaget juga saya mendengar jawabannya seperti itu. Nih
anak, kok berani terus terang begitu.
Pernah ketika waktu makan siang, ia
kelepasan ngomong.
"Cewek Bali itu lebih gampang diajakin tidur daripada
makan siang", katanya sambil matanya menatap nakal.
"Kamu seneng
seks?", tanya saya. "Seneng, tapi saya enggak pandai melayani
laki-laki", katanya. "Kenapa begitu?", tanya saya lagi.
"Iya, sampe sekarang pacarku enggak pernah ngajak kimpoi. Padahal aku sudah
kepengen banget", "Kepengen apa?", tanyaku. "Kimpoi",
katanya sambil tertawa. Suatu ketika ia ke kantor dengan pakaian yang dadanya
rendah sekali. Saya mencoba menggodanya, "Wah Deby kamu kok seksi sekali.
Saya bisa lihat tuh bra kamu". Ia tersipu dan menjawab, "Suka
enggak?". Saya tersenyum saja.
Tapi sore harinya ketika ia masuk ruangan
saya, bajunya sudah dikancingkan dengan menggunakan bros. Rupanya dia malu
juga. Saya tersenyum, "Saya suka yang tadi".
Suatu ketika, setelah makan
siang Deby mengeluh. "Kayaknya cowokku itu selingkuh", "Kenapa?", tanyaku. "Habis udah hampir sebulan enggak
ketemu", katanya. "Terus enggak.. itu?", tanyaku.
"Apa?" "Itu.. seks", kataku. "Yah enggak lah",
katanya. "Kamu pernah onani enggak?", tanyaku. Dia kaget ketika saya
tanya begitu, namun menjawab. "Ehm... kamu juga suka onani?"
"Suka", jawabku. "Kamu?", tanyaku. "Sekali-sekali, kalau lagi horny", jawabnya jujur namun sedikit malu. Pembicaraan itu
menyebabkan saya terangsang, Deby juga terangsang kelihatannya. Soalnya pembicaraan
selanjutnya semakin transparan. "Deby, kamu mau gituan enggak", "Kapan?" "Sekarang", Dia tidak menjawab, namun menelan
ludah. Saya berpendapat ini artinya dia juga mau. Well, setelah berbulan-bulan
flirting, sepertinya kita bakalan just do it nih.
Kubelokkan mobil ke arah
motel yang memang dekat dengan kantorku. "Josh, kamu beneran nih",
tanyanya. "Kamu mau enggak?" "Saya belum pernah main sama cowok
lain selain pacarku", "Terakhir main kapan?" "Udah
sebulan", "Trus enggak horny?" "Ya onani.. lah",
jawabnya, semakin transparan. Mukanya agak memerah, mungkin malu atau
terangsang. Aku terus terang sudah terangsang. This is the point of no return.
Aku sadari sih, ini bakalan complicated. But... nafsuin sih. "Terus, kapan
kamu terakhir dapet orgasme" "Belum lama ini", "Gimana?" "Ya sendirilah.. udah ah, jangan nanya yang
gitu", "Berapakali seminggu kamu onani?", tanyaku mendesaknya.
"Udah ah... yah kalau horny, sesekali lah, enggak sering-sering amat. Lagian
kan biasanya ada Andree (cowoknya-red)", "Kamu enggak ngajak
Andree", "Udah", "Dan..?" "Dia bilangnya lagi
sibuk, enggak sempet. Main sama cewek lain kali. Biasanya dia enggak pernah
nolak", Siapa sih yang akan menolak, bersenggama sama anak ini. Gila yah,
si Deby ini baru saja lulus kuliah, tapi soal seks sepertinya sudah terbiasa.
"Josh, enggak kebayang main sama orang lain", "Coba aja main sama
saya, nanti kamu tau, kamu suka selingkuh atau enggak", "Caranya?" "Kalau kamu enjoy dan bisa ngilangin perasaan bersalah,
kamu udah OK buat main sama orang lain.
Tapi kalau kamu enggak bisa ngilangin
perasaan bersalah, maka udah jangan bikin lagi", kataku. "Kamu nanti
enggak bakal pikir saya cewek nakal", "Enggaklah, seks itu normal
kok. Makanya kita coba sekali ini. Rahasia kamu aman sama saya", kataku
setengah membujuk. "Tapi saya enggak pintar lho, mainnya", katanya.
Berarti sudah OK buat ngeseks nih anak. Mobilku sudah sampai di kamar motel.
Aku keluar dan segera kututup pintu rolling door-nya. Kuajak dia masuk ke
kamar. Tanpa ditanya, Deby ternyata sudah terangsang dengan pembicaraan kita di
mobil tadi. Dia menggandengku dan segera mengajakku rebahan di atas ranjang.
"Kamu sering main dengan cewek lain, selain pacar kamu, Josh?"
"Yah sering, kalau ketemu yang cocok", "Ajarin saya yah!"
Tanganku mulai menyentuh dadanya yang membusung. Aku lupa ukurannya, tapi cukup
besar. Tanganku terus menyentuhnya. Ia mengerang kecil, "Shh.. geli Josh", Kucium bibirnya dan ia pun membalasnya. Tangannya mulai berani
memegang batang kemaluanku yang menegang di balik celanaku. "Besar
juga...", katanya. Matanya setengah terpejam. "Ayo, Josh aku horny
nih", Kusingkap perlahan kaos dalamnya, sampai kusentuh buah dadanya,
branya kulepas, kusentuh-sentuh putingnya di balik kaosnya. Uh.. sudah
mengeras. Kusingkap ke atas kaosnya dan kuciumi puting susunya yang menegang
keras sekali, kuhisap dan kugigit pelan-pelan, "Ahh.. ahh.. ahh, terus Josh.. aduh geli... ahh.. ah.." Deby, yang masih muda ternyata vokal di atas
ranjang. Terus kurangsang puting susunya, dan ia hampir setengah berteriak,
"Uh.. Josh... Uh.." Aku sengaja, tidak mau main langsung. Kuciumi terus
sampai ke perutnya yang rata, dan pusarnya kuciumi.
Hampir lupa, tubuhnya wangi
parfum, mungkin Kenzo atau Issey Miyake. Pada saat itu, celanaku sudah terbuka,
Aku sudah telanjang, dan batang kemaluanku kupegang dan kukocok-kocok sendiri
secara perlahan-lahan. Ah.. nikmat. Bibirnya mencari dan menciumi puting
susuku. "Enak.. enak Deby". Rangsangannya semakin meningkat.
"Aduuhh.. udah deh.. enggak tahan nih", ia menggelinjang dan membuka
rok panjangnya sehingga tinggal celana dalamnya, merah berenda. Bibir dan
lidahku semakin turun menjelajahi tubuhnya, sampai ke bagian liang
kenikmatannya (bulu kemaluannya tidak terlalu lebat dan bersih).
Kusentuh
perlahan, ternyata basah. Kuciumi liang kenikmatannya yang basah. Kujilat dan
kusentuh dengan lidahku. liang kenikmatan Deby semakin basah dan ia
mengerang-erang tidak karuan. Tangannya terangkat ke atas memegang kepalanya.
Kupindahkan tangannya, dan yang kanan kuletakkan di atas buah dadanya. Biar ia
menyentuh dirinya sendiri. Ia pun merespon dengan memelintir puting susunya.
Kuhentikan kegiatanku menciumi liang kenikmatannya. Aku tidur di sampingnya dan
mengocok batang kemaluanku perlahan. Dia menengokku dan tersenyum, "Josh..
kamu merangsang saya", "Enak..", "Hmm...", matanya
terpejam, tangannya masih memelintir putingnya yang merah mengeras dan tangan
yang satunya dia letakkan di atas liang kenikmatannya yang basah. Ia menyentuh
dirinya sendiri sambil melihatku menyentuh diriku sendiri. Kami saling bermasturbasi
sambil tidur berdampingan. "Heh.. heh.. heh.. aduh enak, enak",
ceracaunya. "Gile, Josh, gue udah kepengin nih", "Biar gini
aja", kataku. Tiba-tiba dia berbalik dan menelungkup. Kepalanya di
selangkanganku yang tidur telentang. Batang kemaluanku dihisapnya, uh enak
banget. Nih cewek sih bukan pemula lagi.
Hisapannya cukup baik. Tangannya yang
satu masih tetap bermain di liang kenikmatannya. Sekarang tangannya itu
ditindihnya dan kelihatan ia sudah memasukkan jarinya. "Uh... uh... Josh,
aku mau keluar nih, kita main enggak?" Kuhentikan kegiatannya menghisap
batang kemaluanku. Aku pun hampir klimaks dibuatnya. "Duduk di
wajahku!", kataku. "Enggak mau ah", "Ayo!" Ia pun
kemudian duduk dan menempatkan liang kenikmatannya tepat di wajahku. Lidah dan
mulutku kembali memberikan kenikmatan baginya. Responnya mengejutnya,
"Aughhh..." setengah berteriak dan kedua tangannya meremas buah
dadanya. Kuhisap dan kujilati terus, semakin basah liang kenikmatannya.
Tiba-tiba Deby berteriak, keras sekali, "Aahhh... ahhh", matanya
terpejam dan pinggulnya bergerak-gerak di wajahku. "Aku.. keluar",
sambil terus menggoyangkan pinggulnya dan tubuhnya seperti tersentak-sentak.
Mungkin inilah orgasme wanita yang paling jelas kulihat. Dan tiba-tiba, keluar
cairan membanjir dari liang kenikmatannya. Ini bisa kurasakan dengan jelas,
karena mulutku masih menciumi dan menjilatinya. "Aduh... Josh.. enak
banget. Lemes deh", ia terkulai menindihku. "Enak?", tanyaku.
"Enak banget, kamu pinter yah. Enggak pernah lho aku klimaks kayak tadi"
Aku berbalik, membuka lebar kakinya dan memasukkan batang kemaluanku ke liang
kenikmatannya yang basah. Deby tersenyum, manis dan malu-malu. Kumasukkan, dan
tidak terlalu sulit karena sudah sangat basah. Kugenjot perlahan-lahan. Matanya
terpejam, menikmati sisa orgasmenya. "Kamu pernah main sama berapa lelaki, Deby..?, tanyaku. "Dua, sama kamu", "Kalau onani, sejak
kapan?" "Sejak di SMA"
Pinggulnya sekarang mengikuti iramaku
mengeluar-masukkan batang kemaluan di liang kenikmatannya. "Josh, Deby mau
lagi nih" Uh cepat sekali ia terangsang. Dan setelah kurang lebih 3
menit, dia mempercepat gerakannya dan "Uhh... Josh.. Deby keluar
lagi..." Kembali dia tersentak-sentak, meski tidak sehebat tadi. Akupun
tak kuat lagi menahan rangsangan, kucabut batang kemaluanku dan kusodorkan ke
mulutnya. Ia mengulumnya dan mengocoknya dengan cepat. Dan "Ahhh..."
klimaksku memuncratkan air mani di wajah dan sebagian masuk mulutnya. Tanpa
disangka, ia terus melumat batang kemaluanku dan menjilat air maniku. Crazy juga
nih anak. Baca Juga : Main dengan TTM di Rumah Setelah aku berbaring dan
berkata, "Deby, kamu bercinta dengan baik sekali" "Kamu
juga", mulutnya tersenyum. Kemudian ia berkata lagi, "Kamu enggak
nganggap Deby nakal kan Josh" Aku tersenyum dan menjawab, "Kamu enjoy
enggak atau merasa bersalah sekarang" Dia ragu sebentar, dan kemudian
menjawab singkat, "Enak.." "Nah kalau begitu kamu emang
nakal", kataku menggodanya. "Ihh... kok gitu.." Aku merangkulnya
dan kita tertidur. Setelah terbangun, kami mandi dan berpakaian.
Kemudian
kembali ke kantor. Sampai sekarang kami kadang-kadang masih mampir ke motel.
Aku sih santai saja, yang penting rahasia kami berdua tetap terjamin.
Cerita Dewasa, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita ML, Cerita Bokep, Cerita Seks Panas, Cerita Ganas, Kisah Seks, Kisah Hot



No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.