![]() |
| Cerita Seks Terbaru Jual Mobil Bonus ML |
Perkenalkan
nama saya Rafa, saat itu saya baru berusia 25 tahun. Saya akan menceritakan
cerita sex pribadi saya ketika pertama kalinya saya bekerja sebagai sales sebuah
dealer mobil mewah di Tangerang tepatnya di Serpong.
Karena unit kendaraan saya
tergolong dijual untuk kalangan ekonomi menengah keatas, maka saya memulai
mencari customer di salah satu perumahan mewah di Serpong..
Saat itu
kebetulan saya direferensikan oleh teman saya, jika temannya yang berprofesi
sebagai pilot sedang mencari mobil mewah. Temanku itu juga memberitahukan
lokasi dan alamat calon pembeli mobil mewah itu.
Setelah saya tau alamatnya,
tanpa buang waktu saya langsung meluncur menuju rumah yang dimaksud itu.
beberapa saat kemudian, sampailah saya di rumah itu.
Pagar
tinggi berwarna abu-abu, dan bangunan rumah yang luar biasanya mewahnya sekarang telah berada dihadapan saya, dan saya pun segera memarkir kendaraanku di
depan rumahnya dan langsung saja saya tekan bel rumahnya. Sesaat kemudian
disambutlah saya dengan seekor anjing jenis herder
“Gukk…
Gukkk… Gukkk…”, suara anjing.
Saat itu
nyali saya sempat ciut juga.
Kemudian
tak berapa lama keluar seorang bapak memanggil berteriak…
“Dion… Dion… Ayo sini masuk…”, ucapnya.
Wah keren
banget nama si anjing ini. Saya jadi inget temenku di kantor yang bernama Dion, untungnya dia nggak saya ajak ke sini. Kalo saya ajak bisa-bisa dia
marah sama yang punya anjing, wkwkwk…
“Mohon
maaf Mas, ada keperluan apa dan ingin mencari siapa Mas?”, tanya seorang
lelaki agak tua yang menjadi penjaga rumah.
“Saya
ingin bertemu Pak Ali, Pak Ali nya ada Pak ???”, tanya saya.
“Ada pak,
beliau ada di dalam, mari silahkan masuk Mas”, ucapnya sambil membuka gerbang
rumah.
Kemudian
saya-pun masuk dan duduk di teras rumah. Tak berapa lama kemudian datanglah
seorang bapak yang kira – kira usianya 36 tahun keluar dan menemuiku,
“Ali”,
ucapnya sembali menjulurkan tangan untuk menyalamiku,
“Saya Rafa Pak, jadi gini pak, saya mau menawarkan mobil BMW seri…”, ucapku.
Belum
selesai saya bicara, pembicaraan saya sudah dipotong,
“Oh iya
dek saya sudah tau, saya kemarin sudah ditelepon Sena”, ucapnya.
Sena ini adalah teman satu kantor saya.
“Ohhh
begitu ya pak ya, yasudah kalau begitu Pak. Oh iya ini brosurnya pak dan bapak
silahkan melihat – lihat spesifikasinya”, ucap saya.
Kemudian
Pak Ali menerima brosurku dan membacanya sekilas,
“Begini
Dek Rafa, saya kan akan ke Amerika selama 10 hari, untuk urusan dan kelanjutannya
diselesaikan dengan istri saya ya dek, nanti biar istri saya yang ke showroom”, ucapnya menerangkan kepada saya.
Kemudian
setelah itu Pak Ali memanggil istrinya,
“Gita,
sini bentar deh sayang…”, ucapnya memanggil istrinya.
Wah, mesra
banget nih pak Ali. Tak lama kemudian seorang wanita datang.
“Ini loh
sayang, akukan udah janji sama kamu kalau aku akan kasih hadiah ultah ke kamu,
nah Dek Rafa ini sales yang dari showroom, nanti kamu yang urus semuanya yah,
selama Papah ke Amerika”, Kata pak Ali kepada istrinya.
“Iya pah
makasih ya Pah”, ucapnya kepada suaminya.
Kemudian
Bu Gita ini mengulurkan tangannya ke arahku untuk bersalaman.
“Saya Gita…”, ucapnya.
“Oh iya
Bu, saya Rafa”, balasku sembari bersalaman.
Saat itu
terasa halus sekali tangannya. Sebagai gambaran, Gita istri pak Ali ini
tingginya sekitar 163 an, berbody sexy , rambut hitam terurai, wajah cantik menggemaskan, usia kira-kira sekitar 33 tahun, dan mempunyai jika saya
tafsirkan Bu Gita ini mempunyai ukuran Bra sekitar 34 B.
“Yasudah
kalau begitu Bu , besok ibu saya persilahkan ke showroom kami”, ujar saya
sambil menyerahkan kartu nama saya.
Sambung
saya,
“Dan saya mau permisi dulu Pak, terima kasih sebelumnya telah mempercayakan
pembelian mobil mewah kepada saya, besok ibu saya tunggu di showroom ya Bu”,
ujar saya sambil mejabat tangan pak Ali dan berpamitan.
Kemudiaan
sayapun bergegas meluncur kembali mencari prospek yang lain. Selama dalam
perjalanan pulang saya terbayang-bayang selalu wajah bu Gita yang cantik,
bodynya yang sexy itu. Singkat cerita hari-pun berganti, dan handphone saya-pun
berdering,
“Kring…
Kring… Kring…” bunyi Handphone saya-pun membangunkanku tidurku.
Ketika
terbangun, saya melihat jam sudah menunjukan pukul 7pagi.
“Hallo
selamat pagi, benar ini dengan Mas Rafa?” terdengar suara wanita di handphone
saya.
“Iya
benar, ini saya Rafa” ujar saya.
“Mas Rafa, ini Gita yang mau ke showroom bapak, nanti saya sekitar jam 11 siang
saya kesana Mas”, terdengar suara Bu Gita.
“Iya Bu
saya tunggu kedatangannya”, jawabku kegirangan.
“Eummm,
mohon maaf sebelumnya Mas, kebetulan sopir saya lagi pulang kampung, dan Pak Ali sudah ke Amerika tadi pagi, bisakah bapak kesini, sekali lagi Maaf ya
Mas, Itu kalau tidak menganggu Mas”, ucapnya.
“Wah
bener juga, ntar kalo mobilnya langsung dibawa siapa yang nyetir yah?”,
pikirku.
“Siap deh
bu, saya segera ke sana” jawabku.
“Makasih
Mas, saya tunggu yah, bye” ucapnya.
Kemudian
telpon ditutup.Wah pucuk dicinta ulam tiba. Sayapun segera mandi dan membawa
kijangku menuju rumah bu Gita. Tak usah berpanjang lebar, beberapa waktu kemudian pada akhirnya saya tiba dirumah Bu Gita, dan mulai mengantar bu Gita menuju
showrom. Didalam mobil kami berbincang-bincang.
“Pak Rafa udah nikah?”, tanyanya membelah kebisuan.
“Belum
bu, Ibu udah berapa lama nikah sama Pak Ali? Tanya saya.
“Ooo…belum lama toh, udah 5 tahun ini nikah sama Pak Ali” ucapnya.
“Ohh… Ibu
sudah di karuniai buah hati berapa Bu?” tanya saya.
Saat itu
Bu Gita sejenak terdiam sebentar.
“Belum
punya Dek, habisnya bapak sering ke luar negri sih”, ucapnya.
Wah
kasihan bu Gita ini, udah lama nikah belum punya anak juga, sering ditinggal
pergi pasti kesepian, pikiranku udah mulai ngeres. Tak lama kemudian sampailah
ke showroom, dan bu Gita jadi membeli mobil tersebut. 2 hari kemudian, sore
hari saat saya pulang kantor, telpon berbunyi
“Selamat
sore dik Rafa, bisa ke sini sebentar? Saya mau menanyakan surat-surat mobil
yang kemaren”, ucapnya.
“Memang
kenapa bu?”, jawabku.
“Yah
kesini bentar aja Dek, ibu tunggu loh”, ucapnya.
“Baik bu” jawabku singkat.
Sayapun
langsung meluncur ke rumah bu Gita. Sampai di depan rumah pagar sudah terbuka,
dan mobilku disuruhnya dimasukkan ke dalam saja, ucapnya banyak pencurian mobil
akhir-akhir ini. Bu Gita menyilahkan saya masuk dan menutup pintu depan. Keadaan
sepi saat itu, sepertinya tidak ada orang lagi di rumah itu. Kemudian bu Gita duduk di depanku. Dia mengenakan T- shirt, dan celana pendek.
Hari itu
nampak sangat cantik sekali Bu Gita dan tubuhnya-pun harum dan kelihatan
montok,
“Ini loh
dik, Ini dulu pernah ganti warna yah mobilnya…?”, ucapnya sambil merundukkan
badan.
Karena
Kaos-nyanya longgar, kelihatan sepasang payudara yang menggantung, membuatku
jadi tidak konsentrasi dengan pertanyaannya Bu Gita,
“E.. I..
iya bu… tadi Ibu bicara apa?”, ujar saya tergagap gara – gara melihat
sepasang payudara Bu Gita.
“Wah dik Rafa kenapa? ini loh dik, mobil ini pernah ganti cat yah?”, tanyanya
mengulangi sambil tersenyum simpul.
“Oh iya
bu, ini kebetulan dulu punya teman saya, memang pernah dicat ulang, soalnya dia
tipe orang yang bosanan”, ujar saya.
“Ohh… Gitu
yah…”, ucapnya sambil manggut-mangut.
“Dik Rafa, sebenernya ibu cuma mau ngajak di Rafa ke sini aja kok nggakk keberatan
kan nemenin ibu?”, ucapnya.
Wah makin
mengarah nih bu Gita,
“Nggak
bu…”, sambil menahan nafas.
Kemudian
bu Gita duduk di sampingku dan meremas tanganku,
“Panggil
aja Gita… Rafa punya pacar?”, tanyanya sambil memegang pundakku.
Wah makin
panas nih, pikirku,
“Udah,
tapi barusan putus”, ujar saya sekenanya.
Kemudian
kuberanikan meremas tangannya kembali,
“Gita kesepian yah ditingal Pak Ali, emang udah berapa hari gak gituan?”, tanya
saya nekat.
“Ah… Kamu
nakal deh Dek Rafa, udah sebulan ini saya nggak begituan”, ucapnya sambil
tersenyum genit dan memegang paha saya.
Wah makin
nekat nih, pikirku. Jangan dilewatkan kesempatan ini blehh, terdengar suara
setan yang telah membelenggu diriku. Langsung kucium bibir Gita, saya
lilit-lilit lidahnya dengan lidahku.
Sepertinya diapun mengimbangi permainan
lidahku di mulutnya. Kemudian mulai saya raba-raba payudaranya dari
permukaan Kaos-nya yang dikenakannya,
“Fa… Pindah ke kamar aja yookk”, ajaknya.
Kamipun
pindah ke kamar. Luas sekali kamarnya, ukurannya 5×5 meter. Ada springbed, home
theatre, dan kamar mandinya. Saya pun sudah nggak tahan lagi untuk
mengeksplorasi setiap jengkal tubuh Gita kubuka Kaos-nya yang dikenakannya,
langsung saya kulum dan jilatin putingnya yang sudah mengeras,
“Eummm… Mmmmm… Sssss… Aghhhh… Eghhhh…”, hanya desahan-desahan itu yang kudengar dari
mulut Gita.
Kemudian
saya mulai ciumin lehernya yang jenjang, tanpa meninggalkan sejengkal pun. Saya
jilatin lagi putingnya sambil meremas pelan-pelan setiap sudut sudut
payudaranya. Sambil dia berdiri saya jilatin pusernya. Gita pun kelihatan mulai
tak tahan lagi, dia pegangi rambutku sambil mendesah – desah tak karuan.
Kemudian saya rebahkan dia di springbed,
“Kamu
buas banget deh Fa, Aghhh…”, ucapnya sambil tersenyum genit.
Kemudian
saya angkat kakinya ke atas, saya jilatin jari – jari kakinya yang halus dan
bersih, saya jilatin betisnya, sambil meraba – raba pahanya. Betisnya sangat
halus dan terawat, begitupun dengan pahanya. Kemudian saya buka celana
pendeknya , dan kangkangin kakinya membentukk huruf V. Wah ternyata dia nggak
pake celana dalam. Kayaknya memang sudah persiapan buat ML.
Kemudian
saya jilatin jembutnya yang tipis dan rapi menghiasi kemaluannya,
“Ughhh….
Ssss… Fa… Eummm… Aghhhhh…”, hanya itu yang keluar dari mulut Gita ketika
kujilati Vagina-nya.
Kemudian
saya jilatin bibir Vagina-nya atas bawah bergantian dengan pelan dan pasti. Tak
kusisakan sejengkalpun untuk mengeksplorasi bibir Vagina-nya,
“Oughhhh…
Eummm….. Aghhhh… Fa… Yeahhh… Sss… Aghhh…”, hanya itu yang berkali kali
terdengar dari mulut Gita.
Saya
jilatin klitoris-nya sambil saya lilit dengan lidahku keras-keras,
“Aghhh… Faaa… laggiii… Eummm… Oughhh Fa… Ssss… Aghhhh…”, makin ngak jelas
desahannya.
Saya terus
jilatin klitoris-nya, saya masukkin jariku ke dalam Vagina-nya dan saya keluar
masukkin, sambil terus menjilatin klitoris-nya,
“Aghhh…
Eummm… Oughhh… Faa… Kammu. apakan Vaginaku… Aghhh”, ucapnya sambil mendesah
desah nggak karuan dan menggoyang goyangkan pinggulnya kiri kanan.
Lalu saya
lebih intensifkan jilatanku dan diapun mulai memegang – megang kepalanya dan
akhirnya,
“Aghhh… Fa… Akkkuu mau keluar nih… Aghhhhh…”, ucapnya sambil membenam-benamkan
mukanya ke Vagina-nya.
Terasa
cairan membasahi lidahku dan kemudian dia bangun dari posisinya dengan wajah
berkucuran keringat. Dan payudaranya pun mengkilap basah oleh keringat,
membuatku makin terangsang,
“Rafa kamu hebat belum pernah saya merasakan seperti ini”, ucapnya sambil memelukku.
Kemudian
saat itu saya menghentikan jilatan saya,
“Sekarang
kita ML yuk Gita, kamu yang ditas yah”, ucap saya.
“Okey Rafa sayang, sekarang giliran aku memuaskan kamu”, ucapnya sembari
memposisikan tubuhnya diatas saya.
Sekarang
posisi kami mengunakan gaya sex WOT (women on top). Karena saat itu Liang
Vagina Gita sudah basah dengan lendir kawinya, maka dia langsung memasukan
kejantanan saya dengan mudahnya,
“Zlebbbbbbbb…”,
“Oughhhh…
Eummmm… Nikmat sekali memek kamu sayang… Aghhh…”, desah saya nikmat.
Tanpa
menjawab, Gita-pun saat itu menggoyangkan pinggulnya diatas tubuh saya dengan
lincahnya.
Berawal dari perlahan hingga cepat sekali gerakanya,
“Plakkk…
Plakkk… Plakkk…, Oughhh… Aghhh… Yeahh…”, desah kami beriringan.
Karena
saat itu aku sudah sangat horny sekali, sekitar 15 menit Gita menggoyangkan
pinggulnya, tiba-tiba terasa ada yang mendesak dari dalam kejantanku,
“Oughhh Git, nampaknya sebentar lagi aku akan keluar… Ssss… Aghhh…” ucap saya.
“Aku juga
nih sayang, kita keluarin bareng yah, Ssss… Aghhh…”, ucap Gita.
Setelah
itu Gita-pun makin gila menggoyang kejantananku dengan liarnya, dan 2 menit
kemudian,
“Crotttt…
Crotttt… Crotttt… Serrrrrrr…..”,
Kamipun
akhirnya mendapatkan orgasme secara bersamaan, air maniku tersembur kedalam
liang Vagina Gita. Karena saat itu kami besetubuh dengan gaya WOT, maka pejuh
sayapun meleleh dan mengalir ketubuh saya. Sungguh nikmat sekali skandal sex
yang kami lakukan, dan setelah itu Gita beranjak dari atas tubuhku. Kemudian
kamipun tiduran sejenak untuk menghela nafas kami.
Dengan
posisi berkeringat, berbalut pejuh, dan telanjang bulat. Sekitar 10 menit kami
tiduran, kemudian kamipun bergegas kekamar mandi untuk merapikan diri. Setelah
selesai merapikan diri mengingat hari itu adalah hari jam kerja, maka aku
segera bergegas berpamitan,
“Gita sayang, aku kerja dulu yah, Love u Git, Emuuuachhh…”, ucapku berpamitan
sembari memberi kecupan pada bibirnya itu.
“Terima
kasih yah Rafa, lain kali kita lakukan lagi yah, kapan saja dimana kamu ada
waktu dan selama suamiku tidak ada, bye Rafa sayang… Emuuachhh…”, ucapnya
sembari memberi kecupan kecil pada saya.
Singkat
cerita sejak saat itu kamipun sering melakukan hubungan sex, dan entah sampai
kapan skandal kami akan berakhir. Jujur saja, saya tipe orang yang susah untuk
melepaskan apa yang telah saya miliki, apalagi hubungan ini di iringi dengan
hubungan sex. Selama masih nyaman dan aman saya akan selalu melakukan hal ini,
resiko dan konsekuensinya saya siap menanggung. Selesai.
Cerita Dewasa, Cerita Sex
Model, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Jilbab Terbaru, Cerita Sex
Tante Girang 2016, Cerita Dewasa Sex Threesome Terbaru, Cerita Dewasa Sex
Perawan, Cerita Sex Perselingkuhan, Cerita Sex
SMA, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Cerita Skandal Sex, Abg,
Pramugari, Janda, Wanita Kesepian, Tante Kesepian, Hot Terbaru



No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.