![]() |
| Cerita Seks Pertama Dengan Pacarku |
Cerita Seks Pertama Dengan Pacarku ini adalah pengalaman pertamaku melakukan hubungan seks yang kurasakan dengan pacar pertamaku. Namaku Edo dan pacabernama Caroline. Kami satu sekolah di sebuah SMA di kota Surabaya, kami mulai dekat sejak kelas 2, saat itu aku dan Caroline sering pulang bersama karena rumah kami searah. Hubungan kami semakin dekat, dan akhirnya kami pun memutuskan untuk berpacaran.
Caroline sendiri adalah seorang gadis yang bertubuh kecil, tidak terlalu tinggi, mungkin tidak lebih dari 155 cm dan tubuhnya bisa dibilang kurus, namun dia memiliki ukuran payudara yang besar. Sampai-sampai teman-temanku sering berkata kalau nafsu sexnya pun pasti besar. Tapi yang membuat aku mencintainya bukanlah, sikap manja dan tawanya yang lepas membuat aku senang dan nyaman saat bersamanya.
Hubungan pacaran kami seperti gaya pacaran remaja pada umumnya, pergi ke mall, nonton bioskop atau makan di restoran cepat saji, dan sebagainya. Tapi memang setelah pulang sekolah biasanya aku mampir ke rumahnya untuk sekedar ngobrol atau mengerjakan tugas bersama. Di rumahnya biasanya ada ibunya dan juga adik laki-lakinya yang masih SMP.
Satu hari sebelum liburan perpisahan sekolah kami, seperti biasa aku mengantarnya pulang dan mampir ke rumahnya. Ternyata hari itu ibunya sedang pergi ke luar Kota bersama adiknya untuk menjenguk kakaknya yang kuliah dan sedang sakit di sana. Sedangkan ayahnya memang biasa pulang malam. Jadilah di rumah itu hanya ada kami berdua.
“Mau nonton DVD ga? Aku punya film baru ni,” katanya seperti biasa dengan ceria.
“Boleh,” sahutku.
“Bentar ya, aku ganti baju dulu, bau nih,” katanya sambil berjalan menuju kamarnya.
Aku pun memasukkan mempersiapkan DVD itu sambil menunggu dia ganti baju.
Tidak lama dia pun kembali ke ruang tengah dengan celana pendek sekitar 20 cm di atas lutut dan kaos ketat. Kami pun menonton film dengan duduk bersebelahan di sofa. Film yang kami tonton waktu itu adalah film dengan genre drama dengan cerita yang romantion dan ada sedikit adegan actionnya.
Kugenggam tangannya dan menariknya menempelkan bahunya dengan bahuku, dia pun merapat dan lenganku pun kini berada di atas payudaranya yang kenyal. Dia sudah terbiasa dengan hal ini, toh biasanya pun seperti itu tiap kali nonton di bioskop atau di perjalanan.
Semakin lama posisi duduknya makin bergeser dan kini dia tiduran dengan kepalanya berada di atas pahaku.
“Cantiknya gadisku ini,” pikirku dalam hati.
Tanganku pun kuletakkan di atas perutnya. Ketika ada adegan panas di film, kurasakan nafasnya berubah. Terus terang aku pun merasa terangsang melihat adegan yang ada di film itu. Pelan-pelan kugeser telapak tanganku ke atas payudaranya, tapi dia menolaknya.
Karena terbawa suasana, kucium keningnya dan dia tersenyum kepadaku. Kulanjutkan dengan mengecup pipi dan kemudian bibirnya. Dia pun membalas ciumanku di bibirnya yang mungil itu. Itu adalah ciuman pertama kami.
Ciuman yang awalnya hanya menempel kurang dari sedetik, kini sudah menjadi ciuman penuh nafsu. Lidah kami saling bermain dan tangan aku pun tanpa sadar sudah meremas-remas payudaranya yang kenyal itu.
Tiba-tiba dia bangun dan duduk di sebelah aku,
“udah ya, nanti keterusan lagi”.
“Maaf ya, abisnya kamu gemesin sih. Tau ngga, itu tadi ciuman pertamaku lho,” ujarku polos.
“sama,” jawabnya lagi sambil menampilkan senyumnya yang bikin aku makin cinta itu. Kami pun meneruskan menonton film sampai selesai.
Setelah film selesai, dia bangun dari duduknya,
“Mau ke mana?” tanyaku.
“Mau beresin baju dulu buat besok,” jawabnya.
Memang besok kami akan pergi ke luar kota bersama seluruh teman satu sekolah.
“Mau dibantuin?” tanyaku lagi..
“Ayo,” jawabnya sambil berjalan ke kamarnya.
aku pun mengikutinya ke kamarnya dan inilah pertama kalinya aku masuk ke kamarnya. Kamarnya betul-betul menunjukkan kalau dia masih manja, dengan cat pink dan tumpukan boneka di atas ranjangnya.
Dia mulai mengeluarkan baju-bajunya.
“Yang ini jangan dibawa, terlalu seksi,” kata aku ketika dia mengeluarkan bajunya yang memang tipis dan berbelahan dada besar.
“Jangan protes doang, nih beresin sekalian,” jawabnya seolah protes dengan memasang wajah ngambek, tapi lagi-lagi tetap terlihat manja.
aku pun mengambil alih lemarinya dan aku pilih-pilih baju yang aku pikir cocok untuk dibawanya. Tiba-tiba muncul ide iseng untuk memilihkan juga pakaian dalamnya. Kuambil satu yang berwarna krim,“ih jangan pegang-pegang yang itu” jerit manjanya sambil berusaha merebut dari tanganku.
aku pun berlari menghindar, “Wah ini toh bungkusnya, gede juga,” candaku.
Dia pun menarik tanganku dan memelukku untuk merebut bra dari tanganku yang lain. Segera saja kucium lagi bibirnya dan dia pun membalas ciumanku.
“emmmh…emhhh,” suaranya mendesah sambil tangannya memegang tanganku.
Kudorong tubuhnya ke ranjang sambil kami terus berciuman. Kini posisiku ada di atasnya dan menempel di tubuhnya. Terasa betul payudara kenyalnya menempel di tubuhku. Kugeser tubuhku ke sampingnya agar dapat meremas payudaranya.
Dan kini tangannya sudah menyentuh penisku dari luar celana. “Sudah nafsu banget,” pikirku.
Perlahan-lahan kumasukkan tanganku ke dalam kaosnya dan meremas payudaranya langsung. Kuangkat kaosnya keatas sehingga terlihat payudaranya yang besar terbungkus bra krim. Segera kuciumi kedua payudaranya itu dan tidak lama dia pun melepas sendiri bra tersebut. Benar-benar payudara yang besar dan indah, warnanya kecoklatan dengan puting yang lebih gelap. Kumainkan kedua putingnya, kujilati bergantian
“emmmh….emhhhh…kamu juga buka dong,” pintanya sambil menahan desah.
Segera saja aku membuka baju seragam dan celana sekolah hingga tinggal celana dalam. Kulanjutkan dengan membuka celana pendeknya
“emmmh…emhhhhh…emhhhh,” desahnya makin jelas.
“celana dalamnya jangan,” tolaknya ketika aku akan menarik lepas celana dalam coklatnya.
Kulanjutkan jilatan-jilatanku di puting payudaranya, tangan kiriku memainkan puting yang satu lagi, sedangkan tangan kananku menggesek-gesek vaginanya dari luar celana dalam.
“Enak?” tanyaku.
Dia hanya mengangguk sambil meremas-remas penisku dari luar celana dalam. Tiba-tiba dia menarik keluar penisku.
“dibuka aja ya?” tanyaku sambil kubuka celana dalamku.
Tangannya semakin kuat meremas-remas penisku, sementara tangan kananku mulai memasuki vaginanya dari samping celana dalamnya. Kugesekkan jari telunjukku ke bibir vaginanya yang sudah sangat basah itu. Pelan-pelan kumasukkan jariku ke dalam vaginanya, kulihat kepalanya mendongak ke atas sambil terus mendesah.
“Boleh dimasukin ga?” tanyaku sambil menatap wajahnya yang sekarang terlihat begitu menggairahkan.
“Pelan-pelan ya,” jawabnya dengan nafas terengah-engah.
Mendapat persetujuan, aku pun berjongkok di samping ranjangnya dan di antara kedua kakinya. Kutarik lepas celana dalamnya sehingga kini untuk pertama kalinya aku melihat langsung vagina seorang gadis.
[baca juga : Cerita Dewasa Dengan Majikan Yang Hypersex]
“iiiihh, apaan sih. Jangan dicium, jijik ah, “ tolaknya sambil kedua telapak tangannya menutup vaginanya.
“Abis imut sih,” kataku sambil tersenyum.
Kulepaskan kedua tangan yang menutupinya dan langsung kugesek-gesekkan penisku ke vaginanya. Sesekali kujilat-jilat kedua putingnya.
“ehmmm…ehhhhm….” lenguhnya makin tidak jelas.
“Do, masukin DOo, masukin….emmmhhhh,” pintanya dengan penuh nafsu.
Segera kudorong penisku memasuki lubang vaginanya, begitu sempit namun karena sudah dipenuhi cairan-cairan, akibat rangsangan tadi, perlahan-lahan penisku kun menembus vaginanya.
“Oooooooh…ohhhhhhh,” kali ini aku pun ikut mendesah keenakan.
Setelah penisku masuk seluruhnya, kurasakan denyutan-denyutan vaginanya menjepit kepala penisku, begitu nikmat. Kutatap wajahnya, mata kami pun berpandangan seolah membuat kesepakatan untuk mulai memompa.
Kutarik pelan-pelan penisku lalu kumasukkan kembali pelan-pelan.
“enak banget Do. Aduh enak banget….emmmmhh,” teriaknya makin meracau.
Semakin lama kocokan penisku semakin kencang. Kedua tanganku pun terus memainkan kedua puting payudaranya, sambil sesekali meremasnya dan menjilatnya.
Dia pun menarik tubuhku memeluknya. Kini tubuh kami serasa menempel, payudaranya menempel di dadaku yang telah berkeringat. Bibir kami berpagutan dan lidah kami saling membelit. Nikmat sekali. Hanya penisku yang masih bisa bergerak keluar masuk vaginanya.
“Do…..ohhhhh…ohhhh….Leeex ,” tiba-tiba tubuhnya menegang kemudia lemas sebentar.
“Kamu keluar ya?” tanyaku sambil menghentikan kocokan penisku namun masih terbenam di vaginanya.
”Iya, enak banget, enak banget. Kamu belum ya?” jawabnya sambil kepalanya menggeleng-geleng pelan seolah baru merasakan sangat enak.
Tidak kujawab pertanyaannya tapi kembali kukocok penisku.
“Jangan cepet-cepet, masih geli,” katanya.
Karena memang sebetulnya aku pun hampir ejakulasi, tidak lama kemudian aku pun mengeluarkan cairan kental dari penisku.
“Ohhhhhh…ohhhhh…Lin….Liiinn ,” racauku sambil menyemprotkan maniku ke dalam vaginanya.
Kucabut penisku dan tidur di sebelahnya.
“Enak banget, makasih ya Lin,” ucapku. Dia hanya tersenyum dan memeluk aku dengan kepalanya bersandar di dada aku. Setelah itu kami pun mandi bersama.
Besoknya di acara liburan perpisahan sekolah, kami menjadi semakin rapat seperti sepasang pengantin baru. Kami pun beberapa kali mengulangi aktivitas seks di rumahnya. Hingga akhirnya kami berpisah jarak karena harus kuliah di kota yang berbeda dan berujung dengan putus karena sulit mempertahankan pacaran jarak jauh.



No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.